Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Membeli Mobil atau Rumah? Ini Jawabannya!

Beli mobil atau rumah, adalah salah satu pertanyaan yang menghantui keluarga-keluarga di Indonesia, termasuk juga bahkan mereka yang belum menikah. Dengan segala aspek yang perlu dipikirkan, seseorang harus benar-benar bijak untuk menentukan satu dari dua pilihan tersebut. Terlebih jika dana yang dimiliki juga terbatas.

Banyak jawaban yang diberikan terkait pertanyaan mana yang lebih dahulu sebaiknya dibeli, rumah ataukah mobil. Namun sayangnya, kasus seperti ini butuh penjelasan yang lengkap dan komprehensif, serta tidak bisa digeneralisir. Untuk itu, jawaban singkat yang hanya mengambil satu atau beberapa sudut pandang terbatas, rasa-rasanya harus diuji kembali. 

Beli mobil atau beli rumah?
Mobil atau rumah?

Ada beberapa hal yang harus dipikirkan, diperhitungkan dan dikaji masak-masak sebelum memutuskan akan membeli mobil terlebih dahulu atau sebaliknya rumah. Beberapa aspek tersebut antara lain : dana yang dimiliki, usia, kebutuhan, tujuan dan kesempatan. 

Dana

Untuk membeli sesuatu pasti butuh uang atau biaya. Seberapa besar dana yang dimiliki sangat terkait dengan mana yang baiknya dibeli. 

Dana di sini tidak hanya uang tunai yang ada di dompet atau atm saja. Tetapi juga kemampuan untuk membayar cicilan, baik itu angsuran mobil ataupun KPR. Jangan sampai karena dirasa memiliki cukup uang untuk membayar DP, namun di tengah perjalanan merasa kesulitan karena tidak mampu mengangsur secara rutin dan teratur. Di bawah ini ada sebuah contoh yang cukup baik untuk disimak. 

Banu seorang pekerja muda yang baru saja membeli mobil. Kenapa dia tidak memilih kredit rumah saja? Karena meski mampu membayar uang muka, ia akan sangat kesulitan jika harus membayar cicilan rumah. Ia tahu jika memaksakan, suatu saat akan kesulitan dan berpotensi mengalami gagal bayar. Ia memilih membeli mobil dengan harga yang masih terjangkau kemampuannya. Ia berencana membeli rumah ketika karirnya sudah mapan dan punya cukup tabungan. 

Pastikan dana yang dimiliki cukup dan tidak terlalu mengganggu neraca keuangan untuk kebutuhan rutin yang juga penting, misal biaya bulanan, uang pendidikan anak dan premi asuransi.

Usia

Terkadang banyak yang melupakan faktor yang satu ini. Usia. Memang sangat bijak untuk mempersiapkan karir sedari dini, sehingga potensi tabungan bisa lebih baik. 

Di saat masih dalam usia produktif, bank akan dengan mudah memberikan kucuran pinjaman yang bisa digunakan untuk membeli rumah atau mobil. Hal ini berbeda dengan ketika seseorang sudah mendekati masa pensiun. Lembaga keuangan juga tidak mau mengambil resiko terlampau besar untuk membantu memmberi piutang. Perhatikan contoh berikut ini.

Toni seorang pekerja dengan gaji sedikit di atas UMR. Ia sudah berusia 38 tahun. Alih-alih membeli mobil, Toni segera ambil kesempatan untuk beli rumah. Ia sadar, nanti akan sangat sulit untuk mencari bank yang mau memberikan kredit pinjaman pembelian rumah. Sedangkan di wilayah tempat tinggal Toni, harga rumah dan tanah selalu mengalami kenaikan cukup tinggi tiap tahunnya. 

Semakin tua pada umumnya orang akan semakin berkurang tingkat produktivitasnya. Ini akan sangat berpengaruh untuk Anda yang bukan pegawai tetap maupun mengandalkan side job yang berkaitan dengan fisik. Pikirkan masak-masak hal ini. Jangan sampai hutang masih menggunung sedangkan tenaga sudah habis terkuras. 

KPR rumah sendiri paling lama rata-rata adalah 10-15 tahun. Sedangkan untuk mobil kurang dari itu tentunya. Mana yang Anda pilih? 

Kebutuhan

Untuk yang ini benar-benar sangat personal. Ada beberapa contoh di bawah ini yang bisa dijadikan referensi untuk mengambil keputusan, ambil kredit mobil atau KPR rumah.

Andi seorang pegawai muda. Ia belum memiliki rumah sehingga harus kos. Meski memiliki kesempatan mengambil KPR, ia memilih membeli mobil. Hal ini karena jarak antara rumah dan kantor sangat jauh dan sering tidak ada kendaraan umum. Sedangkan jika menggunakan sepeda motor, di saat hujan dan banjir, Andi akan merasa sangat tersiksa. Sedang jika memiliki sebuah mobil, ia bisa mengambil jalur tol sehingga sampai di kantor lebih cepat dan tidak terlalu kelelahan di jalan. 

Apa yang dilakukan Andi dalam contoh di atas sangat tepat. Beli mobil atau rumah? Tentu saja membeli mobil. Bagi orang seperti Andi, mobil bukanlah sebuah kemewahan tetapi sudah menjadi kebutuhan  yang harus segera dipenuhi. Dengan adanya sarana berupa mobil, produktivitasnya juga akan meningkat. 

Lain lagi dengan kisah dari Budi di bawah ini. Ia ternyata lebih memilih rumah daripada harus memiliki sebuah mobil. 

Budi adalah seorang pekerja kantoran yang sudah menikah. Awalnya Budi tinggal di rusunawa. Ia memiliki satu orang istri dan tiga orang anak. Alih-alih membeli mobil, ia memilih ambil kredit rumah. Ia ingin anak-anaknya tinggal di sebuah tempat yang nyaman dan aman agar bisa belajar dan bertumbuh kembang dengan baik. 

Apa yang dilakukan Budi juga merupakan sesuatu yang bijak. Tentu saja semua orang tua ingin anak-anaknya bisa memiliki tempat yang baik dan mampu mendukung tumbuh kembangnya. Sekali lagi, dari kacamata kebutuhan, setiap orang memiliki kasus yang berbeda-beda. 

Tujuan

Sekarang poin lainnya yang juga penting. Tujuan. Kenapa seseorang membeli mobil padahal dia bisa membeli rumah? Apakah mobil adalah kebutuhannya? Lihat kasus berikut.

Maria memilih membeli mobil dan menjadi taksi daring. Ia tahu bahwa di daerahnya, bisnis seperti ini sangat dibutuhkan. Sedang di hari Sabtu dan Minggu, ia akan menyewakan mobilnya untuk mereka yang ingin pulang kampung atau berlibur ke luar kota. Tujuan dari Maria adalah melipatgandakan aset dan keuntungan.

Apa yang dilakukan Maria sangat brilian. Dia memilih beli kendaraan roda empat karena tahu hal itu akan membantunya meraih banyak keuntungan dibanding dengan rumah. Lain lagi dengan kasus Jaka.

Jaka tentu saja langsung mengambil kesempatan membeli rumah. Tujuannya tidak lain adalah untuk berinvestasi. Ia menemukan sebuah rumah yang cocok di luar kota yang akan ia kontrakan. Nanti, ketika pensiun, Jaka akan pindah dari mess dan tinggal di sana.

Bisa dilihat di sini, semua orang punya tujuan berbeda. Hal ini tidak bisa digeneralisir. Setiap kasus membutuhkan pendekatan yang berbeda. 

Kesempatan

Langsung saja, ada sebuah contoh yang bagus mengenai hal ini. Meski mungkin jarang terjadi, bukan tidak mungkin Anda akan juga menemuinya suatu saat nanti.

Siska langsung ambil kredit dari bank dengan jumlah besar. Ia juga berencana akan memotong semua anggarannya. Hal itu dilakukan demi membeli sebuah mobil milik temannya yang akan dijual. Mobil itu masih baru dan sempurna. Temannya menjualnya karena sedang butuh uang. 

Kesempatan demikian jarang datang dua kali. Mendapatkan sebuah mobil atau mungkin juga rumah dengan harga murah dan Anda tahu kualitasnya masih sangat baik. 

PELUANG

Sebenarnya tidak masalah akan membeli mobil atau rumah terlebih dahulu asalkan semua dana terpenuhi. Mungkin gaji Anda tidak mencukupi, untuk itu Anda harus mencoba memikirkan sumber pemasukan lainnya, misalkan investasi.

Namun, berinvestasi tidaklah mudah. Ada banyak resiko yang akan dihadapi. Meski demikian, ada satu investasi yang sangat minim resiko dan cocok untuk siapa saja, termasuk pemula. Bukan saham atau reksadana, jenis investasi tersebut adalah P2P Lending. Anda harus mencobanya. 

Belum paham? Jangan khawatir, semua bisa dipelajari. 

Baca ulasan jujur dan lengkapnya di mengenal investasi P2P Lending dengan tepat yang akan berpotensi memberikan keuntungan cukup besar. 

***

Kesimpulan yang bisa didapatkan adalah : tidak ada jawaban tunggal untuk semua permasalahan. Memang harga rumah akan selalu naik tetapi ketika Anda benar-benar membutuhkan mobil, maka jangan ragu untuk membelinya. Begitu pula jika misalnya ada kesempatan mendapatkan rumah dengan harga bagus, maka menunda memiliki mobil juga bukan hal buruk. 

Semoga bermanfaat untuk Anda semua. Salam. 

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

2 komentar untuk "Membeli Mobil atau Rumah? Ini Jawabannya!"

  1. tentu saja saya pilih rumah, secara walopun punya mobil kalo ga punya rumah bagaimana? kan lucu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya juga sependapat. Kalau bisa memang rumah dahulu.

      Hapus