Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kabinet Indonesia Maju, Optimis Atau Pesimis?


Presiden kita nampaknya selalu punya cara untuk membuat orang terkejut. Setelah keputusan mengagetkannya untuk menggandeng Maaruf sebagai wapres, kali ini beliau bikin geger lagi : meminang Prabowo jadi Menhan. Apa ga jantungan para cebong dan  kampret?

kabinet indonesia maju
Kabinet Indonesia Maju 2019-2024

Gayung bersambut, mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad era Mbah Harto itu juga bersedia duduk di kabinet. Jabatan mentereng yang kali ini ia emban benar-benar menjadi sorotan.
Lalu bagaimana seharusnya kita bersikap? Apakah juga ikut-ikutan jantungan lalu masuk RSJ berjamaah? Atau ketawa saja sambil terus menikmati semua itu?

Saya memilih yang kedua. Sudah cukup lama saya sadar bahwa politik bisa bikin kepala pecah kalau diikuti serius. Intinya jangan baperan lah!

Biarpun para cebongers maupun kampretoz bareng-bareng demo sambil nangis darah, tapi bila JKW sudah berkehendak ya silahkan kecewa.

Lagipula memilih menteri itu hak prerogatif seorang Presiden. Silahkan memberi usul, rayuan atau ancaman, tapi kemudi tetap di bawah kendali RI1.

Walau sudah cukup memahami turbulensi politik yang nampaknya sengaja dibuat gonjang-ganjing, saya pribadi cukup terkaget-kaget ketika membaca list daftar menteri yang baru.

Ada beberapa nama yang sebelumnya penuh puja-puji tetapi sekarang lenyap. Ada juga yang terlihat sudah pas di posnya kini digeser.

Untuk tulisan kali ini saya akan menyoroti bagaimana Jokowi mengoplos kabinetnya lalu setelahnya Anda bisa menentukan sikap, apakah terus optimis atau makin kritis.

Nama yang hilang di Kabinet Indonesia Maju


Ada beberapa nama yang hilang dari kabinet ini. Padahal mereka dikenal sangat berdedikasi pada tugasnya. Apakah ini pertanda ada hal lain yang diinginkan Jokowi selain tulus mengabdi pada tugas dan pekerjaannya?

Beberapa nama yang tak lagi muncul yang cukup mengagetkan publik adalah :

Susi Pudjiastuti, sosok Srikandi penjaga laut Nusantara. Sepak terjangnya bikin keder para pencuri ikan. Aneh sekali beliau tak dimasukkan lagi dalam kabinet padahal salah satu keunggulan Jokowi justru adalah berkat kebijakan nyonya nyentrik satu ini.

Wiranto, senapati handal yang sangat loyal pada Presiden. Namanya adalah jaminan bagi keamanan bangsa. Terlebih setelah upaya pembunuhan dari kelompok Islam radikal yang terafiliasi jaringan teroris, harusnya Wiranto tetap diposnya untuk memberantas para pengacau itu. Anehnya kini Wiranto justru menghilang.

Ignasius Jonan, salah satu patner Jokowi yang dinilai publik paling sukses dalam membangun infrastruktur dalam negeri, khususnya perkereta apian. Publik dibuat terkaget-kaget setelah Jokowi tidak mengikutsertakan namanya dalam kabinet kali ini.

Nama kejutan di Kabinet Indonesia Maju


Selain itu Jokowi juga memasukkan beberapa nama baru yang tentu saja mengejutkan masyarakat Indonesia.

Prabowo, rival abadinya di dua kali pemilu dan pilpres justru dirangkul jadi Menhan. Ini merupakan langkah yang mengundang tanda tanya bagi seluruh masyarakat. Ada yang setuju banyak yang heran, yang mencibirpun tak sedikit. Bagaimana jalan pikiran Jokowi hingga akhirnya memilih Prabowo menjadi Menteri Pertahanan sampai sekarang tak ada yang tahu.

Nadiem Makarim yang adalah juga pemilik Gojek, juga menjadi pusat perhatian khalayak. Anak muda hebat ini diberi tanggung jawab super penting, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tentu wajar jika banyak yang mempertanyakan.

Edy Prabowo, seorang tokoh Gerindra muncul menggantikan Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Lagi-lagi Jokowi selalu punya cara untuk membuat publik bertanya-tanya.

Fachrul Razi, seorang mantan tentara, dipilih jadi Menteri Agama. Ini merupakan tindakan hebat dan bijak walau pasti mengundang hujan pertanyaan dari berbagai pihak.

Mahfud MD, akhirnya mendapat posisi di kabinet Jokowi. Mungkin ini adalah satu-satunya negarawan dengan posisi yang paling tepat. Sebagai Menteri Hukum, Mahfud tentu harus bekerja ekstra keras menyelesaikan hal-hal yang belum tuntas.

Tergeser.


Ada juga beberapa yang digeser, yakni :

Tito Karnavian, sosok yang sangat loyal sekaligus berprestasi, digeser menjadi Menteri Dalam Negeri. Ia memang pantas untuk tetap dipertahankan di kabinet Jokowi, namun sebagai Mendagri? Sungguh mengejutkan.

Muhajir Effendy, yang entah kenapa masih juga dipertahankan Presiden dan kemudian digeser menjedi Menko PMK. Sungguh sesuatu yang sangat mengejutkan. Publik sampai saat ini masih menanti prestasi beliau.

Sri Mulyani, salah satu pendekar Jokowi justru ‘diturunkan’ menjadi Menteri Keuangan setelah sebelumnya menjabat Menko Perekonomian. Ada apa ini?

Optimis sekaligus kritis


Sudah sewajarnya kita optimis dan berpikir positif pada apapun atau siapapun pilihan Presiden. Merekalah yang nantinya akan menentukan seperti apa wajah Indonesia kedepan. Setidaknya lima tahun ini.

Namun harus pula kita bersikap kritis. Nuansa balas budi yang kental sangat terasa di kabinet kali ini. Publik harus dewasa, yakni bisa menilai secara proporsional.

Silahkan memuji bila memang bagus dan jangan ragu mengkritik jika mereka tak mampu memenuhi target yang sudah dicangkan.

Tugas maha berat : menghabisi kelompok radikal


Salah satu tugas utama dari kabinet ini tentu saja menyapu para ekstrimis dan simpatisannya dari bumi Indonesia. Sayangnya paham radikalisme serta fundamentalisme ini sudah merasuk dan mengakar kuat. Bukan rahasia lagi ada simpatisan kelompok ekstrimis yang ternyata adalah aparat, PNS ataupun pegawai BUMN.

Mensejahterakan Rakyat


Kaum Buruh dan Tani juga menanti Jokowi untuk bisa menelurkan kebijakan yang pro rakyat. Jangan sampai kesalahan-kesalahan di masa lalu di mana kaum miskin hanya dijadikan sebagai sebuah sapi perahan di waktu pemilu terulang lagi.

Kesejahteraan masih menjadi isu penting. Apakah dalam kabinet ini, akan muncul tindakan dan inovasi dalam mengatasi kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial? Kita lihat saja.

Lingkungan Hidup


Kebakaran hutan yang terus terjadi juga menerbitkan pilu bagi siapa saja. Ada banyak satwa dan tumbuhan mati sia-sia. Masyarakat yang semakin cerdas akhirnya mencoba mencari relevansi antara ini semua dengan munculnya perkebunan sawit ilegal yang hanya merugikan negara.

Mampukah kabinet Jokowi kali ini menangani isu sensitif seperti ini ataukah hanya akan menjadi PR untuk pemerintahan selanjutnya. Melihat komposisi kabinet, wajar bila banyak yang akhirnya memilih pesimis. Walau begitu sudah seharusnya kita mengapresiasi langkah Jokowi bila ternyata nanti beliau berani mengambil langkah berani dan mencukur para pengusaha nakal serta pemabalak hutan ilegal itu lalu mengirim mereka semua ke penjara.

Rakyat harus berani bersikap

Ada banyak yang merasa bahwa Jokowi makin anti kritik. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Rakyat harus tetap kritis. Pemerintah itu ada untuk rakyat.
Lalu bagaimana dengan DPR. Nampaknya sulit untuk meminta DPR bisa mengkritisi Pemerintah sesuai dengan tugasnya, karena sekarang komposisi kekuatan di DPR mayoritas adaah pendukung pemerintah.

DPR nanti bisa saja kritis, namun bukan perkara untuk mengkritisi kebijakan pemerintah tetapi lebih menjadi corong partai yang kebijakan dan usulannya tidak dijalankan Jokowi. Jika ini yang terjadi maka mimpi untuk melihat Indonesia maju nampaknya sulit terwujud.

Akhir kata, walau terbersit pesimisme, publik harus memberi kesempatan Jokowi untuk bekerja. Semoga sukses, Pak Dhe!
Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "Kabinet Indonesia Maju, Optimis Atau Pesimis? "