Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Privilege Adalah Keniscayaan Dalam Kehidupan

Dalam beberapa waktu belakangan ini, isu mengenai privilege atau privilese cukup menyita perhatian. Rasa-rasanya memang gemes melihat orang yang sukses karena pengaruh orang tuanya kemudian menyombongkan diri bahwa semua itu berkat kerja kerasnya. Bagaimana dengan para pembaca yang budiman?

Tentu saja privilege adalah hal yang menyenangkan bagi mereka yang memilikinya tetapi merupakan sesuatu yang menyebalkan bagi siapapun yang tidak mendapatkannya.

Pada dasarnya harus diakui bahwa semua orang punya privilege. Itu pasti. Namun sampai di level mana privilege itu mempengaruhi kehidupannya.

Seorang yang terlahir dari keluarga maha kaya tentu punya banyak hak istimewa daripada mereka yang lahir di kolong jembatan. Si anak kaya akan menikmati kehangatan dan makanan lezat nan bergizi. Keamanan dan kenyamanan. Sekolah yang bagus. Lingkungan yang mendukung. Modal yang besar untuk bisa main saham atau bikin start-up misalnya. Sedang si miskin belum remaja sudah terancam mati karena busung lapar.

Namun apakah si kaya kemudian mengakui bahwa kesuksesannya adalah pengaruh keluarganya? Tentu tidak, Ferguso. Baginya, dukungan keluarga adalah sesuatu yang sudah semestinya. Sedangkan kerja keras dan inovasi yang dia lakukan merupakan hal yang baginya adalah pembeda kenapa dia bisa sukses, misal diterima di universitas terbaik di dunia dan jadi pesohor serta kayara raya, daripada orang lain yang tidak berhasil mencapai itu semua.

Di sinilah semua berasal. Persepsi. Meski demikian, sebenci apapun kita pada orang-orang seperti itu, tidak akan mengubah apapun. Dia akan makin sukses, kaya raya dan beranak-pinak, melahirkan generasi baru yang juga penuh privilege. Selamat datang, dunia yang tak adil. 

Lantas bagaimana dengan orang lain yang taraf hidupnya di bawah si kaya? Ya, mereka tetap punya privilege. Isu privilege itu adalah karena persepsi. Coba kalau kita lahir di Afganistas, Suriah atau Irak. Belum tentu bisa makan tiga kali sehari. Bisa-bisa bangun tidur kita harus baca AK-47 dan lari diuber-uber ISIS.

Begitupula jika kita ternyata terlahir (maaf) cacat. Tentu sangat kecil kemungkinan kita mendapatkan apa yang kita miliki saat ini, misal main bola sampai Maghrib atau ikut lomba panjat pinang.

sebuah esai mengenai privilege
Privilege

Semua orang punya privilege. Itu adalah keniscayaan. Jangan hanya melihat ke atas, cobalah melihat ke samping, ke bawah ataupun ke dalam diri sendiri. Memang akan selalu ada orang kampret yang sukses lewat jalur belakang dan memakai jasa orang dalam. Biarkan saja, andai memang dia tidak kompeten pasti nanti juga terlunta-lunta. 

Sedangkan untuk Anda semua pembaca setia Catatan Adi, meski sekarang misalnya merasa tidak punya privilege apapun, percayalah kerja keras akan mengubah segalanya. 

Lihatlah bagaimana orang-orang seperti Hermanto Tanoko, pemilik Vasa Hotel, Tanobel dan Avian Paint ternyata hidup di dalam kondisi yang tidak mudah ketika muda. Lahir di kandang ayam, pria yang menghabiskan masa kecilnya di Malang tersebut berhasil jadi salah satu orang kaya paling terkemuka di Indonesia. Hal yang sama bisa Anda temui ketika membaca cerita perjalanan hidup dari Jack Ma maupun Kolonel Sanders

Kalau memang ingin meningkatkan kualitas hidup dan pada saat ini kondisi terasa tidak mendukung, maka memang harus kerja ekstra keras sekaligus ekstra cerdas. 

Jangan sampai isu privilege ini menghalangi semangat kita untuk naik kelas dan mencapai semua cita-cita yang sudah Anda inginkan. Karena pada dasarnya ketika kita sudah mendapatkan privilege, kita juga akan memberikannya kepada keluarga kita atau orang-orang yang kita cintai. 

Namun, jangan sampai pemberian privilege itu melanggar rasa kemanusiaan dan moralitas yang ada. Ingat, semua kecurangan dan ketidakbaikan selalu berujung bencana. Karena di atas semua itu, Tuhan Maha Adil. 


Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "Privilege Adalah Keniscayaan Dalam Kehidupan"