Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Akankah Kiamat Menyapa (Sebuah Puisi)

Panik, panik, panik.

Masyarakat panik dan kebingungan. 

Borong sana, borong sini hanya karena takut tidak kebagian.

Bukan karena butuh.

Gawat, kemanusiaan kita hancur karena panik.

Kemanusiaan kita hancur karena egoisme pribadi.

Susu, rempah, obat hingga masker jadi ujian.

Kita harusnya malu.

Panik, panik, panik.

Malu, malu, malu.

Aku malu pada diriku.

Aku malu pada semua orang.

Pada tingkah polah yang tidak punya aji.

Pada aji mumpung yang jadi alasan keji.

Panik, malu, panik, malu.

Bukan karena penyakit yang buat kita lenyap.

Tapi salah kaprah dalam menghadapi cobaan. 

Ujian, ujian, ujian. 

Ketika saat genting masih mikir cara main curang.

Koruptor bersenda gurau dengan nyawa si miskin.

Si miskin teriak lapar yang kaya minta prokes.

Ancur, jum! 

Puisi tentang Korona
Puisi tentang Korona


Minggu, 25 Juli 2021.

Dalam ruang imaji. 

Untuk Catatan Adi. 

*****

Baca juga artikel tentang Ilmu Ikhlas yang menggambarkan pentingnya memiliki sifat pasrah di tengah dunia yang kejam. Atau jika suka puisi jenaka, baca 5 pantun lucu

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "Akankah Kiamat Menyapa (Sebuah Puisi)"