Budak a.k.a Seperti Bangkai Tikus
puisi tikus |
Seperti layaknya bangkai tikus
Yang digilas roda-roda mobil
Demikian pula harapan ini pupus
Diinjak oleh para majikan degil
Membanting tulang memeras keringat
Bekerja dari pagi hingga pagi lagi
Tetapi caci maki dan kata-kata laknat
Selalu menyayat setiap hari
Kami memang orang rendahan
Dari kasta yang tidak dihitung negara
Bintang pergi langit memberi cemoohan
Bahkan semestapun pura-pura memejamkan mata
Kami memang wong cilik
Bahkan bila dibanding dengan kutu busuk
Hidup kami malang nasib kami pelik
Anjingpun tidak layak kami garuk
Lalu dengan apakah kami menggambarkan diri kami ini?
Ketika bahkan kegelapan ikut menangisi nasib kami.
Kamilah budak.
Properti hidup.
Mesin bernyawa
Bagi majikan kami.
Kamilah bangkai tikus.
Yang setelah mati dilindas roda mobil.
Dibiarkan teronggok.
Diatas aspal panas jalan raya.
-GAS
Baca juga puisi lainnya berjudul akankah kiamat menyapa yang menggambarkan kehidupan yang serba gelap dan menyedihkan atau sajak berjudul ini bukan puisi menyenangkan.
Keren nihh sajaknya... patut diacungi jempol
BalasHapuskalo perlu sebelas jempol ya gan, ehhehe makasih sudah mampir. Silahkan baca juga #puisicatatanadi yang lain ya....
Hapussemangat menulis terus, sampai blog nya menjadi ramai, sippp
BalasHapusTengkyu gan, mohon doa dan dukungannya aja biar bisa rame kaya pasar uler.
BalasHapus