Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pasar Malam

Cerpen Misteri -  Prasnowo adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu kampus negeri di Yogyakarta. Beberapa hari yang lalu ia mendapat telegram dari keluarganya di Pacitan bahwa ayahnya sakit dan ia harus pulang.

Ia sebenarnya cukup gundah karena tak punya cukup ongkos untuk pulang. Untunglah Abdul dan Jaya, dua orang sahabat karibnya bersedia membantu. Abdul bahkan mengatakan akan mengantarkan Pras menggunakan mobilnya.

Akhirnya mereka bertiga berangkat ke Pacitan menggunakan mobil Abdul. Walau bukan mobil keluaran terbaru, tetapi kendaran itu cukup tangguh juga.

Sayang setelah melewati bengawan Solo, mereka tersesat. Abdul yang memang hobi berpetualang tidak khawatir sedikitpun. Berbeda dengan Pras. Ia takut tak bisa sampai ke Pacitan. Apalagi seharian mereka seperti berputar-putar di hutan itu.

"Aku lelah, bagaimana kalau kita berhenti dulu", Abdul mengeluh.

"Benar, ayo kita cari warung. Aku lapar", Jaya menimpali.

Akhirnya mereka menerobos masuk jalan setapak. Lalu dari kejauhan Abdul melihat temaram cahaya.

"Hei apa itu?"

"Oh, nampaknya itu pasar malam"

"Ayo kita ke sana"

"Tapi bagaimana dengan ayahku"

"Tenanglah, teman. Kita hanya mampir sebentar, setelah itu kita akan lanjutkan perjalanan."

Prasnowo hanya mengangguk lemah. Terbayang wajah ayahnya yang sedang sakit keras. Ia berkali-kali menyebut nama bapaknya itu.

Ternyata mereka benar, itu adalah pasar malam. Suasananya ramai sekali. Mereka lalu masuk ke pasar itu. Abdul langsung menuju ke meja judi. Di sana, ia senang sekali. Ia bermain dadu hingga lupa waktu. Sedang Jaya menghampiri para penjaja makanan. Ada sate, soto, nasi gudeg, hingga aneka minunan.

Pras dengan langkah gundah hanya berjalan-jalan berkeliling. Ia berkali-kali mengingatkan kedua sahabatnya namun mereka seakan tak peduli.

Hingga tiba-tiba seorang wanita datang menghampirinya. Seorang wanita dengan kulit yang sangat putih dan wajah yang cantik bersinar.

Ia menghampiri Prasnowo dan menggandengnya masuk ke sebuah bedeng. Seperti tersihir, Prasnowo mengikutinya.

Di dalam bedeng, wanita itu membuka satu persatu pakaiannya. Lalu ia memeluk Pras, menciuminya dan melepaskan baju pemuda itu.

Akhirnya keduanya saling bergumul. Lalu ketika tubuh wanita itu ada di atas Pras, ia mendengar seseorang memanggil namanya.

Ie menoleh ke pintu. Ternyata ada seorang lelaki tua. Lelaki itu menjerit keras.

"Pras, lari! Lari sekarang!"

Prasnowo terhenyak. Lalu ketika ia melihat wanita yang ada di atasnya, ia terkejut. Wajah wanita itu penuh borok dan nanah. Bahkan dari borok-borok itu ia bisa melihat cacing, kecoa dan kalajengking.

Pras menjerit lalu menghempaskan wanita itu. Ia kemudian berlari keluar bedeng. Ketika ia menoleh, ia melihat lebih jelas sosok wanita tadi. Ternyata tubuh wanita itu setengah ular dan setengah manusia.

Tanpa pikir panjang, Pras langsung mencari kedua sahabatnya. Mereka lalu pergi dari tempat itu. Di tengah perjalanan, Pras menceritakan apa yang ia alami.

Lalu setelah mereka sampai ke jalan besar, ketiga pemuda itu terkejut. Uang hasil judi Abdul berubah menjadi kertas, dedaunan dan potongan kain mori. Lalu tak seberapa lama, Jaya merasa sebah. Ia lalu muntah. Anehnya ia memuntahkan kecoa, cacing, kelabang, dan hewan menjijikkan lainnya.

Sambil mengucap syukur, mereka langsung menuju Pacitan. Tetapi ternyata semua terlambat. Ayahnya sudah tiada.

Di depan jenazah ayahnya, Pras bersujud.

"Terima kasih ayah, sudah menyelamatkanku. Maaf aku pulang terlambat"

cerita misteri pasar malam / catatanadi.com
Cerita Mistis / Pasar Malam


**********************************************************
Catatan Penulis : Dilarang memplagiat konten ini. Terima kasih sudah membaca. Baca juga cerita lainnya tentang wasiat misterius dari seorang kakek pada cucunya sebelum ia menemui ajal. Ikuti terus kisah-kisah horor lainnya dari Catatan Adi di rubrik misteri. 
Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

17 komentar untuk "Pasar Malam"

  1. mereka tersesat di pasar malamnya genderuwo, sundal bolong, dedemit dkk ya?
    Beruntung bisa keluar, kalo enggak mungkin bakal jadi santapan mereka

    BalasHapus
  2. Pertanyaan Mas Adi. Kenapa Pras bilang terimakasih ke Ayahnya dengan kalimat "sudah menyelamatkan ku". Penasaran saya. Apakah hadir sosok Ayahnya saat dia terjebak dengan kuntilanak di pasar malam itu? Si lelaki tua yang menyuruhnya berlari?

    BalasHapus
  3. Hadeuh bacaan malam ini lumayan merinding nih.
    Kalau pas mendaki, biasanya jika diajak masuk ke dalam alam mereka itu didahului ajakan kita mendengar suara gamelan. Aduh udah deh jadi merinding
    Hahaha

    BalasHapus
  4. Tidak ada kata terlambat buat pulang . Yakin ada pencipta yang bisa membantu kita buat pulang dengan selamat sampai tujuan dan mendapatkan sang ayah husnul khotimah

    BalasHapus
  5. Hiiyyy... jadi itu pasar malamnya para makhluk halus ya. Mengalihkan perhatian dari tujuan utama menuju Pacitan, akhirnya "terlambat" sampai ke rumah Pras

    BalasHapus
  6. Hmmm, di dunia manapun termasuk dunia hantu ternyata judi juga ngga ada faedahnya, ya. Bikin lupa waktu dan lupa tujuan. Hanya bikin rugi. Niat mau jenguk orang tua, temen bantu temen tapi bubar gara-gara judi :D


    BalasHapus
  7. Cerpen ini mengejutkan :-D
    Saya pikir dari judulnya akan membawa saya ke kenangan masa kanak-kanak tentang pasar malam di mana bisa menikmati bianglala, bertemu perahu mainan otok-otok gitu. Tapi bagus, kayak dikasih surprise gitu...

    BalasHapus
  8. Seram banget membayangkan kisah yang terjadi disana. Syukur saja mereka bisa kabur yah, kalo tidak sungguh sangat mengerikan. Memang kita tetap perlu waspada nih untuk memasuki tempat asing yang jarang kita ketahui yah tapi namanya pasar malam selalu menggoda sih untuk dikunjungi.

    BalasHapus
  9. Sepertinya endingnya kecepetan, karena tiba-tiba langsung ke Pacitan terus sampe gitu aja.
    Mungkin kalau bagian sampainya ini di paragraf selanjutnya bisa tambah penasaran hehe

    BalasHapus
  10. Serem banget sih. Meski sampai rumahnya terlambat. Tapi bapakny ya yang membantu mereka. Syukur bisa ke luar dari pasar malam itu.

    BalasHapus
  11. Ndesoku Pacitan maasss 😁😁😁
    Wah apik nih cerpennya.
    Thumbs up

    BalasHapus
  12. Serem juga ya. Untung aja langsung sadar tuh. Kalo nggak dibawa ke alam lain. Kaga bisa balik2 lagi. hiyyy

    BalasHapus
  13. Ini ya, salah satu alasan mengapa kalau masuk tempat ramai (pusat pembelajaan atau hiburan) Allah minta untuk berdoa.
    Huhu..selain mengusir hal-hal ghaib juga sebenernya bikin kita sadar dan gak terlena sama waktu bersenang-senang. Agaknya aku jadi takut sama pasar malam setelah membaca kisah kak Adi yang selalu sukses bikin aku yakin kalau yang ditulis adalah REAL.

    BalasHapus
  14. syukurlah mereka bisa keluar dari pasar malam itu yaa. Saya bacanya sambil merinding nih, untung bacanya sore hari, gak kebayang kalo saya baca ini saat tengah malam

    BalasHapus
  15. membaca ceritanya aku seperti terhipnotis untuk mengambarkan suasana di pasar malam ini, mas. Keren penulisannya.

    BalasHapus
  16. ceritanya seperti kisah nyata bisa Saya bayangkan lokasi dan suasananya kyknya jadi naskah film bagus nih hehehe

    BalasHapus
  17. Aduh serem, scenenya kayak di KKN Desa Penari. Seremmmmmm. Jadi berimajinasi membayangkan cerpen ini, tapi gak berani. Hiiiii.

    BalasHapus