Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

20 Agama Asli Indonesia

Apa agama asli orang Indonesia? Pertanyaan itu sulit dijawab karena kurang lengkap. Akan lebih mudah untuk dicari jawabannya jika diubah menjadi apa agama nenek moyang Indonesia sebelum Hindu dan Buddha? 

Pada suatu masa, para penganut agama asli ini dimasukkan ke dalam golongan aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk memudahkan administrasi, tidak sedikit yang pada kolom KTP tertulis salah satu dari 5 agama sebelumnya. Seperti diketahui agama resmi Indonesia, pada masa orde baru yang panjang itu, hanya Islam, Katolik Roma, Hindu, Kristen Protestan dan Buddha. 

Merujuk pada fakta di atas, bisa jadi seorang penganut Kejawen misalnya, ternyata di kolom identitasnya tertulis sebagai umat Kristen. Atau pengahayat Kaharingan yang masuk agama Hindu. 

Apa saja aliran kepercayaan yang ada di Indonesia? Untuk menjawabnya sekali lagi harus dikatakan tidak mudah. Ini berbeda dengan pertanyaan lainnya, misal: apa agama yang dianut orang Indonesia sebelum Islam datang?

Mencari informasi mengenai agama asli Indonesia tidaklah mudah. Selain pewarisan kultural yang tidak begitu lengkap dibanding apa yang dilakukan di tiga agama asal Timur Tengah (Islam, Kristen dan Katolik) dan dua agama asal India, yakni Hindu dan Buddha.

Meski demikian, sejatinya akar permasalahannya bukan hanya tentang membuat daftar ini dan itu, tetapi terlebih dahulu harus melakukan kesepakatan bersama mengenai definisi dari agama asli Nusantara itu sendiri.

Kenapa demikian? Karena itulah pondasi awal sebelum melangkah ke tahapan berikutnya. Misalnya saja, Sunda Wiwitan. Jelas, diakui atau tidak, ada pengaruh Hindu di sana. Padahal kita tahu bahwa Hindu sendiri berasal dari India. Ini berarti ada dua kemungkinan : 

  1. Agama yang dianut nenek moyang Indonesia sebelum Hindu akhirnya berbaur dan menerima pengaruh dalam batas-batas tertentu.
  2. Agama tersebut hilang dan digantikan dengan Hindu, atau akulturasi dari Hindu dan agama yang lain. 

Untuk menyusun daftar agama asli Nusantara yang dianut nenek moyang orang Indonesia, maka pastilah akan mencantumkan kepercayaan yang pada dasarnya berpondasi pada ajaran Hindu dan Buddha, maupun Islam. Misal saja, Buddha Jawi Wisnu yang jelas sangat khas dan tidak ditemukan di India maupun wilayah lain selain Jawa. 

Mengenai jumlah, tentu saja ada ratusan atau bahkan ribuan sistem kepercayaan kuno yang dianut masyarakat terdahulu, namun adalah kewajaran jika sebuah peradaban berganti dan yang lama hilang digantikan yang baru. 

Terlebih Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku bangsa dan bahasa serta budaya. Selain itu negeri ini terdiri dari ratusan pulau yang tentu saja hal tersebut memungkinkan tumbuhnya sistem keagaaman yang bervariasi. 

Meski demikian, ada 20 agama asli Indonesia yang cukup populer hingga saat ini, walaupun mungkin penganutnya semakin berkurang. 

Maneges

Maneges atau Meneges adalah agama yang berkembang di tengah masyarakat Jawa. Meski jumlahnya terbilang sedikit bila dibanding penganut agama mayor, namun perkembangan dari agama asli Indonesia bernama Maneges ini cukup unik. 

Dikutip dari elsa online (lihat catatan kaki), pengurus Maneges menyatakan bahwa penganut ajaran Maneges haruslah murni, bukan sebagai jemaat dari agama yang lain. 

Tentu ini berbeda dari pandangan selama ini, bahwa seseoran bisa saja menjadi Kejawen sekaligus Kristen misalnya. 

Kapitayan

Agama Kapitayan juga berkembang di kalangan orang Jawa, khususnya di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jogjakarta. Menurut beberapa sumber (lihat catatan kaki), Kapitayan sudah ada sebelum Islam hadir di Indonesia. Bahkan sebelum agama dari India di kenal oleh nenek moyang masyarakat Nusantara.

Orang Kejawen Kapitayan menyembah Tuhan yang disebut Shang Hyang Taya sebagai sumber kehidupan dan pusat semesta. 

Mengutip dari Mojok.co, penyebar agama Kapitayan adalah sosok yang sekarang ini dikenal dengan nama Semar atau Dhangyang Semar. Tentu ini cukup mengejutkan karena meski merupakan tokoh asli Nusantara, Semar sendiri juga sering dikaitkan dengan Hinduisme, khususnya dalam epos Mahabarata.

Cara sembhayang atau berdoa orang Kapitayan adalah dengan (salah satunya) memberikan sesaji berupa makanan dan benda-benda tertentu. 

20 agama asli Nusantara
Agama asli Indonesia

Parmalim

Parmalim adalah agama asli orang suku Batak yang berdiam di wilayah Sumatera Bagian Utara. Meski semakin menurun dari sebelumnya, agama Parmalim masih cukup eksis dan memiliki penganut. Agama Parmalim menyembah Tuhan yang disebut Mulajadi Nabolon. 

Buddha Jawi Wisnu

Seperti yang sudah diungkapkan di atas, tidak semua agama asli Indonesia ini pada dasarnya murni berasal dari masa dimana masyarakat Nusantara belum bersinggungan dengan agama luar, seperti Hindu dan Buddha. 

Salah satu agama asli Indonesia yang mendapat pengaruh kuat dari Hindu dan Buddha, meski tentu saja memiliki ciri khas yang juga mencolok, adalah ajaran Kejawen Buddha Jawi Wisnu. 

Ajaran Buddha Jawi Wisnu memiliki sejarah yang unik sekaligus tragis, karena bersinggungan dengan tragedi 1965 yang mengkoyak-koyak kultur dan sistem kemasyarakatan orang Jawa. 

Aluk Todolo

Aluk Todolo adalah agama kuno orang Toraja. Meski kini sebagian besar suku Toraja berganti menjadi pemeluk Kristen dan Katolik, ajaran Aluk Todolo masih cukup lestari. Aluk sendiri artinya aturan, sedang Todolo bermakna nenek moyang.

Saminisme

Ajaran Kejawen Saminisme erat kaitannya dengan seorang tokoh kharismatik bernama Samin Surosentiko. Meski mendapat stigma yang tidak cukup baik, tetapi Orang Samin beserta 'keluguannya' tetap berusaha bertahan di tengah arus deras modernisasi. 

Dahulu aliran atau kepercayaan Samin merupakan agama asli Indonesia yang cukup populer karena keberaniannya menentang penjajahan Belanda. 

Arat Sabulungan

Ini adalah kepercayaan dan agama asli orang Kepulauan Mentawai, yakni Arat Sabulungan. Sabulungan memiliki dua perayaan besar, yakni Lia dan Punen. Sekarang, mayoritas orang Mentawai beragama Katolik. 

Marapu

Marapu adalah agama tradisional yang masih lestari di Pulau Sumba. Agama ini memiliki sistem kepercayaan dan pemujaan pada para Dewa.

Agama Suku Anak Dalam

Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah propinsi Jambi dan memiliki adat istiadat yang unik, karena masih memilih hidup di dalam belantara hutan. Mereka memiliki sistem kepercayaan sendiri, meski kini banyak yang sudah pindah menjadi penganut Islam.

Fanomba Adu

Fanomba Adu adalah agama orang Nias sebelum kedatangan Islam dan Kristen. Ritual Fanomba Adu sangat terkait dengan pemujaan terhadap dewa dan penghormatan kepada roh nenek moyang. Menurut sumber dari Nusantara Institut, kini tidak ada lagi warga yang menganut agama Fanomba Adu.

Wor 

Selain Indonesia Barat, di wilayah timur juga memiliki beragam kepercayaan lokal dan agama setempat. Salah satunya adalah Agama Wor di wilayah Biak. Wor memuja beberapa Dewa, salah satunya adalah Nanggi. 

Tolotang

Masih dari Indonesia Timur, ada satu agama yang diwariskan secara turun temurun oleh suatu masyarakat yang tinggal di Sidrap, Sulawesi Utara. Agama itu bernama Tolotang. 

Orang Tolotang menyembah Dewata Seuwae. Pada masa Orde Baru, Tolotang masuk ke dalam agama Hindu. Pada saat peristiwa pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, banyak penganut Tolotang yang mengalami nasib tragis. 

Naurus

Agama Naurus dianut oleh masyarakat di daerah Pulau Seram, Maluku. Agama ini memuja Tuhan dalam perwujudannya sebagai dewa. Menurut sumber dari Wikipedia, agama Nauru juga memiliki dewa-dewa yang ada di Hindu. Naurus juga merupakan salah satu agama nusantara yang semakin dilupakan.

Agama Asli Suku Minahasa

Sebelum masuknya agama Kristen, orang Minahasa di Sulawesi Utara juga memiliki agamanya sendiri. Agama asli Minahasa ini erat kaitannya dengan tradisi lama yang berkembang sebelum era Kristen masuk dan mengakar kuat di tanah Minahasa. 

Agama Suku-Suku di Papua

Papua adalah surga terakhir yang masih tersisa. Masyarakatnya majemuk terdiri dari banyak sekali kelompok suku dan tradisi. Terkait dengan agama asli, orang Papua sudah memiliki kepercayaan terhadap Tuhan YME, meski penyebutannya berbeda untuk masing-masing suku.

Seperti ditulis oleh Jubi.co.id (tautan ada di catatan kaki), penyebutan ini bisa saja berbeda-beda, misal Ugatame yang digunakan oleh suku Mee. Sedang orang Asmat menyebut dengan istilah Alawi. 

Agama Pemena Karo

Menurut sumber (lihat catatan kaki), agama Pemena dianut oleh orang Karo. Para penganut Pemena menyembah Dibata yang dianggap sebagai pencipta segalanya. 

Jingi Tiu

Aliran kepercayaan Jingi Tiu adalah sebuah sistem relijiutas yang berkembang di wilayah pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur. Mereka menyembah Tuhan yang disebut Deo Ama

Agama Buhun

Agama Buhun adalah sistem kepercayaan yang dipeluk oleh masyarakat Sunda lama. Sama seperti Sunda Wiwitan, Agama Buhun berkembang di wilayah Jawa Barat. Ini merupakan agama asli nusantara yang semakin terlupakan.

Kaharingan 

Agama Kaharingan adalah agama asli orang Dayak yang tinggal di Kalimantan. Pada masa Suharto berkuasa, Kaharingan dimasukkan ke dalam Agama Hindu, meski pada dasarnya banyak sekali ditemui perbedaan di berbagai aspek dan dimensi.

Pemaksaan agar Kaharingan dimasukkan ke dalam rumpun Agama Hindu jelas merupakan salah satu bentuk pengekangan warga negara dalam hal kebebasan untuk memeluk apa yang ia percayai. Menjadi tragis karena pada dasarnya Kaharingan merupakan salah satu bentuk kekayaan budaya dan intelektual dari nenek moyang Indonesia.

Berbeda dengan yang lain, Kaharingan adalah agama asli Indonesia yang masih cukup punya pengikut, khususnya di kalangan Dayak Kalimantan. 

Orang Kaharingan menyembah Tuhan yang disebut Ranying Hatalla Langit. Tempat ibadah mereka dinamakan Balai Basarah atau Balai Kaharingan. Salah satu tokoh yang berjasa untuk mempopulerkan (memperkenalkan) Kaharingan kepada masyarakat luas adalah Tjilik Riwut. 

Sunda Wiwitan 

Sunda Wiwitan adalah agama asli suku Sunda yang berdiam di wilayah Jawa Barat dan Banten. Sunda Wiwitan berasal dari dua kata, yakni Sunda (suku) dan Wiwitan (permulaan). Menurut beberapa sumber, para penganut agama ini menyatakan Sunda Wiwitan sudah lebih dahulu dianut masyarakat jauh sebelum kedatangan agama Hindu dan Buddha. 

Siapa Tuhan Sunda Wiwitan? Orang Sunda Wiwitan menyembah Tuhan YME yang disebut Shang Hyang Kersa, yakni entinitas yang tidak berwujud dan Maha Penguasa. Sunda Wiwitan juga percaya akan adanya pada Batara (dewata?).

Itulah 20 agama asli di Indonesia. Sekali lagi, istilah agama di sini juga masih bisa dikatakan bias. Daftar itu bisa saja berubah dengan masuknya beberapa aliran kepercayaan seperti Pangestu, Sapta Dharma ataupun Wetu Telu. Namun dua yang pertama, bisa juga dikatakan sebagai tuntutan hidup ataupun landasan filsafat. Sedang yang ketiga bisa saja dikatakan masih memiliki nuansa Islam yang kental. 

Apakah agama lokal tersebut akan mendunia dan kemudian bangkit kembali? Atau mati suri dan lenyap tergantikan agama dari negara-negara lain? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. 

Terima kasih sudah membaca. Kunjungi juga Macam-macam Agama di Dunia beserta dengan sejarahnya yang akan membeberkan kepercayaan yang ada dari berbagai belahan bumi. 

Catatan Kaki & Referensi : 

Elsa Online | Penghayat Maneges Seluruhnya Murni

Tirto Id | Agama-agama yang Terpinggirkan

Tirto Id | Mengenal Sunda Wiwitan dan Agama Sunda yang Lain

Tempo | Ratusan Jalan Mencari Tuhan 

Catatan Adi | Gerakan Saminisme 

Mojok ID | Kapitayan, Agama Asli Penduduk Jawa Kuna

Media Indonesia | Kaharingan, Agama Leluhur yang Terancam

Wikipedia | Sunda Wiwitan 

Wikipedia | Pemena

Rimba Kita | Suku Anak Dalam

Nusantara Institut | Fanomba Adu, Agama Kuno Suku Nias

Jubi | Kepercayaan Agama Suku-suku di Tanah Papua

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "20 Agama Asli Indonesia"