Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Menulis untuk Bersenang-senang

Aku mengetik postingan ini sambil menikmati teh hangat. Malam yang dingin harusnya dihabiskan dengan bergulung-gulung di atas tempat tidur. Namun rasa-rasanya aku tak akan bisa nyenyak terlelap sebelum menulis.

Menulis telah menjadi bagian dari hidupku.

menulis untuk bersenang-senang
menulis untuk bersenang-senang

Awalnya aku sangat berharap bisa menghasilkan uang dari menulis, dan sampai saat ini aku juga masih berharap. Tetapi kondisi pasaran sedang buruk. Algoritma serta trend yang ada makin membuat penulis kecil tertekan. Artikel dibayar dengan sangat murah. Sedang mengandalkan jumlah view untuk bisa menarik cuan dari adsense juga tidak semudah dulu.

Menulis menjadi sebuah beban.

Akhirnya aku banting stir. Aku tak ingin lagi menulis dengan berpatokan jumlah kata. Aku tak ingin lagi dikendalikan oleh Google Trends ataupun Ubbersuggest. Kusingkirkan jauh-jauh keywords density  ataupun riset keywords. Aku mengandalkan intuisiku. Kubiarkan kata demi kata mengalir. Aku menulis untuk senang-senang, sama seperti ketika bermain atau bercinta. 

Ketika sebuah hobi menjadi tuntutan dengan berbalut keuntungan, maka kesenangan yang hakiki berubah menjadi beban yang menyedihkan. Terlebih ketika pemasukan tak sesuai dengan pengorbanan dan harapan. Maka penyesalan yang akan tersisa. 

Aku menulis untuk kelepasan. Sebagai sebuah pelarian dari dunia yang menyedihkan, yang tak mampu memberikan ruang bagi segala pemikiranku. Aku menulis sebagai sarana pembebasan. 

Aku menulis tentang Tuhan dan tuhan. Tentang negara dan filsafat. Tentang pecahan beling, potongan kain atau sobekan kertas. Semua yang laku di mata mesin pencari dan yang juga tak pernah muncul di kotak pencarian. 

Sudah terlampau besar aku investasikan waktu untuk hal-hal yang tidak tepat. Ribuan jam yang aku buang untuk menulis tidak terkonversi sesuai dengan keinginanku. 

Lantas, apa lagi yang bisa aku lakukan, selain menjadi anak kecil yang menyadari bahwa sudah salah langkah? Tentus aja berhenti sejenak untuk kemudian berfikir, kemana kaki harusnya melangkah. 


Itu juga yang kini aku alami. Aku memilih untuk berhenti sejenak, sambil mencari peluang yang benar-benar bisa memenuhi kebutuhan perut maupun otak.

Tetapi aku manusia, bukan bangkai ikan. Aku tak mau terhanyut dalam aliran nasib. Terlabih aku tidak percaya nasib sama sekali. Aku lebih percaya pada kebetulan daripada pada suratan. 

Maka aku putuskan untuk mengatur strategi. Kumulai beberapa proyek pribadi. Semua tidak muluk-muluk, asal bisa memperbaiki diriku menuju posisi yang seharusnya, aku sudah puas. Target yang terlampau tinggi berpotensi menjadi sampah sejarah. 

Intinya aku akan menulis untuk kesenangan. Menulis untuk hobi belaka. Menulis sebagai sarana pembebasan. 

Blog ini juga aku dedikasikan untuk diriku sendiri, bukan pembaca apalagi Google. Mungkin setelah ini aku akan mengadakan sedikit perubahan, khususnya di bidang bisnis penulisan artikel yang aku rintis. 

Sastra koran akan mati. Artikel klikbait dan konten karya buzzer akan makin merajai dunia maya. Sampai sejauh mana tulisan waras bisa ikut berkompetisi?

Namun aku sadari, sebagai orang lemah aku tak berhak menuntut orang lain menuruti mauku. Justru aku yang harus beradaptasi. 

Dalam beberapa hari kedepan aku akan mencoba beberapa inovasi, termasuk membaca lebih banyak buku dan artikel. 

Ada banyak sekali sampah di otak yang menunggu untuk dikeluarkan. Akan menyakitkan jika membiarkannya membusuk di dalam. Maka menulis untuk senang-senang adalah jawabannya.

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "Menulis untuk Bersenang-senang"