Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kenapa Partai Marhaenis Mudah Terpecah?

Kenapa partai-partai Marhaenis mudah sekali terpecah? Apa penyebabnya? Pertanyaan ini melandasi kami untuk menulis artikel ke enam dari Seri Artikel : Catatan Marhaenis

Jauh sebelum PDIP terpecah menjadi PDP dan PNBK, PNI sudah mengalaminya. Bahkan sudah tidak terhitung jumlah partai yang mengaku sempalan maupun penyempurnaan PNI. Pertanyaan besar yang muncul kemudian, mengapa partai-partai Marhaenis mudah terpecah? 

Untuk menjawab hal itu maka setidaknya kita harus menilik pada 3 hal : 

  1. Latar belakang munculnya partai-partai marhaenis, 
  2. Karakter dan dinamika kader-kader marhaenis 
  3. Musuh-musuh kaum Marhaen. 

Latar Belakang Kemunculan Partai-Partai Marhaenis 

Munculnya partai-partai marhaenis tidak bisa dipisahkan dari sosok Bung Karno. Beliau adalah penggagas sekaligus bapak marhaenisme. 

Marhaenisme adalah suatu ideologi yang ditemukan Bung Karno yang antara lain isinya adalah upaya membebaskan rakyat Marhaen dari penindasan. 

Pada tahun 1927, Bung Karno dan para sahabatnya mendirikan PNI. Sebuah partai politik yang konsisten memegang teguh prinsip Indonesia merdeka. 

PNI juga yang menjadi kendaraan bagi Bung Karno mempopulerkan Marhaenisme. Selanjutnya partai-partai banteng/nasionalis lain yang bernuansa Marhaenis didirikan sebagai kelanjutan dari PNI. Sebut saja Partindo, Gerindo atau yang kurang populer seperti Serindo dan PDPR. 

Sejak PNI di bubarkan hingga sekarang, ada lusinan partai yang mengaku sebagai kelanjutan PNI. Mereka umumnya didirikan sebagai upaya untuk 'memurnikan' ajaran Marhaenisme. Karena merasa partai induknya telah melenceng. 

PNI Pecah
Perpecahan PNI

Karakter Partai-Partai Marhaenis. 

Seperti yang sudah di bahas di artikel lalu partai partai Marhaenis memiliki karakternya sendiri. Karakter tersebut antara lain adalah dinamis. 

Sebagai partai yang dinamis, partai-partai Marhaenis pasti mengalami dinamikanya sendiri, khususnya dalam menghadapi perubahan jaman. 

Musuh-Musuh Marhaenis 

Marhaenisme sebagai sebuah ideologi pembebasan yang anti kapitaslime, pasti memiliki banyak musuh. Para musuh ini merasa terancam dengan keberadaan Marhaenisme. Adapun musuh-musuh Marhaenisme antara lain : kaum kapitalis, kaum imperialis, kaum feodal dan kaum fundamentalis. Mereka tak henti-hentinya mengganggu dan merongrong kekuatan kaum marhaenis. Salah satunya dengan cara memecah dan menceraiberaikan organ-organ Marhaenis. 

Alasan Mengapa Partai-Partai Marhaenis Mudah Terpecah 

Sekarang mari kita jawab pertanyaan besar kita. Mengapa partai-partai Marhaenis mudah terpecah? Untuk menjawab ini kita akan berkaca pada sejarah, yakni sejarah panjang partai-partai Marhaenis.

Gagalnya Manajemen Konflik 

Berdirinya Partindo pada 1958 benar-benar menampar keras pipi para pengurus PNI. Partindo 1958 tentu berbeda dengan Partindo era pergerakan kemerdekaan (1931). 

Jika Partindo 1931 didirikan Sartono untuk meneruskan tongkat estafet dari PNI setelah Bung Karno dipenjara Belanda, maka Partindo 1958 sengaja didirikan Asmara Hadi karena tidak puas dengan pengurus PNI yang lain perkara ideologi dan disiplin partai. 

Ini adalah contoh kegagalan PNI dalam bidang manajemen konflik. Ulah Kaum Oportunis Kaum oportunis, yakni mereka yang gemar mencari keuntungan pribadi juga patut disalahkan. Banyak alasan yang sering dipakai untuk pembenaran. 

Seperti contoh perpecahan berkepanjangan PDIP menjadi PDP dan PNBK dikarenakan beberapa pihak merasa tersinggung karena gagal maju menjadi calon ketua umum. Diadu Domba Rezim Rezim, khususnya orde baru memang sangat ketakutan pada kekuatan kiri. 

PNI sebagai partai terkuat di Indonesia memang berhasil dihancurkan. Namun PDI yang adalah kelanjutan PNI mulai muncul sebagai sebuah kekuatan baru yang didukung rakyat. Maka Suhartopun berulah. Suryadi diadu dengan Megawati. Muncullah PDI Kongres Medan dan PDI Munas Jakarta yang akhirnya berubah menjadi PDIP.

Padahal sebelumnya, Suryadi dikenal sebagai tokoh PDI yang sangat populer dan berkarakter banteng. Jika kita melihat penjelasan di atas, maka sudah jelas perpecahan di tubuh partai-partai Marhaenis adalah hal yang wajar. Banyak partai yang juga mengalami hal yang sama, khususnya partai yang memiliki jumlah kader yang banyak dan berlawanan dengan kapitalisme-kolonialisme. Tetapi jika kita terus mentolerir perpecahan tersebut, maka jangan harap Marhaenisme bisa menjadi ideologi yang kuat dan mengakar.

Catatan Marhaenis
Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "Kenapa Partai Marhaenis Mudah Terpecah?"