Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sejarah Yugoslavia, Negara Sosialis yang Bubar karena Konflik Etnis

Pembubaran Yugoslavia - Kisah negara Yugoslavia sangat menyedihkan. Sempat menjadi salah satu kekuatan sosialis yang disegani, kini republik di Balkan itu musnah dan terpecah menjadi 6 negara.

Presiden Tito sebelum wafat pernah berkata, "Aku adalah orang Yugoslavia terakhir". Nampaknya kata-kata itu akhirnya terbukti. Negara yang didirikannya, Yugoslavia bubar dan hancur berkeping-keping.

Yugoslavia memiliki sejarah yang sangat panjang. Selama kurun waktu yang sangat panjang, wilayah itu menjadi jajahan Yunani, Romawi, Bulgaria, Hongaria, Turki, dan Jerman. Lama dijajah bangsa lain membuat rakyat Yugoslavia kaya akan berbagai budaya, agama dan pandangan politik.

KerajaanYugoslavia modern berdiri tahun 1929. Ini adalah kelanjutan dari sebuah entinitas yang merupakan persekutuan antara bangsa Serbia, Kroasia dan Slovenia tahun 1918.

Namun kerajaan itu tidak berumur panjang. Pada Perang Dunia II, Pemimpin Jerman yang bernama Adolf Hitler memerintahkan Jerman dan sekutunya datang untuk merampas kemerdekaan Yugoslavia.

Mereka lalu membagi-bagi tanah Yugoslavia untuk para anggota negara Fasis, yakni Italia, Hungaria dan Jerman.

Berkat perjuangan panjang dan didukung oleh kemenangan koalisi Prancis-Inggris-Amerika Serikat dan Uni Soviet, akhirnya Jerman tumbang. Gerakan Nasionalis Yugoslavia mengambil momen tersebut untuk mendeklarasikan berdirinya kembali Yugoslavia.

Sejarah lengkap Yugoslavia
Sejarah Yugoslavia


Di Bawah Panji Sosialisme 

Yugoslavia sendiri berarti tanah orang Slavia selatan. Pendirinya adalah Joseph Broz Tito, seorang sosialis tulen yang berkharisma dan dicintai rakyatnya.

Setelah Jerman kalah, ia membentuk Repulik Federasi Demokratik Yugoslavia dan diubah lagi menjadi Republik Federal Sosialis Yugoslavia lalu terakhir menjadi Republik Federal Rakyat Yugoslavia. 

Pendirian Yugoslavia sangat mengagumkan, karena pada dasarnya ia berdiri di atas bangsa-bangsa yang memiliki budaya dan agama yang berbeda. Negeri itu terdiri dari 6 republik otonom, yakni masing-masing untuk bangsa Serbia, Kroasia, Slovenia, Makedonia, Montenegro dan Bosniak. Selain itu ada dua wilayah semi-independen, yakni Vojvodina dan Kosovo.

Orang Serbia, Macedonia dan Montenegro berbahasa Slavia, menggunakan huruf Sirillik serta beragama Kristen Ortodoks. Orang Kroasia dan Slovenia mayoritas beragama Katolik dan dekat dengan budaya barat. Orang Bosniak banyak dipengaruhi Turki-Albania dan mayoritas penduduknya adalah Islam. Selain itu juga ada orang Albania, Gipsi, Yahudi, Yunani, dan lainnya.

Namun hebatnya semua itu terasa baik-baik saja ketika Yugoslavia berada di bawah pimpinan Tito. Presiden pertama sekaligus pendiri Yugslavia modern itu sangat dicintai rakyatnya.

Tito dan Partizan berhasil memerdekakan Yugoslavia dari Jerman. Setelah merdeka, Tito membentuk Liga Komunis Yugoslavia (SKJ) sebagai satu-satunya partai yang legal dan sah. Ia berdiri di atas cita-cita Karl Marx untuk mendirikan masyarakat tanpa kelas.

Walau berperan sebagai seorang diktator tetapi mayoritas rakyat sangat hormat dan menyayangi pemimpin mereka itu.

Tito juga berhasil membangun sebuah birokrasi yang efektif, militer yang tangguh dan badan intelejen yang mumpuni. Semuanya itu dimanfaatkan untuk menjaga stabilitas nasional serta meminimalisir kekuatan separatis yang ingin memecah belah negara.

Bahkan dengan pijakan sosialisme, Yugoslavia bisa membangun negaranya dengan mantap. Sektor industri, keuangan, hingga olahraga bangkit. Tito juga dikenal dunia internasional sebagai pendiri Gerakan Non-Blok bersama Ir. Sukarno dan Nehru. Yugoslavia membuka hubungan baik dengan semua negara.

Sosialisme gaya Tito ternyata tidak disukai oleh Stalin. Bahkan selain memberi embargo dan mengucilkan negeri Slavia itu, Uni Soviet juga diduga pernah mengirim pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Tito, tetapi semua gagal.

Kerusuhan Etnis di Bosnia dan Kroasia

Awal tahun 1980-1990, Eropa Timur kacau. Banyak rezim komunis tumbang. Terlebih ketika USSR sebagai mercusuar Marxisme juga ikut lenyap. Hal ini ternyata merambah ke Yugoslavia.

Banyak simpang siur mengenai hal ini. Mayoritas menyalahkan Slobodan Milosevic, yang adalah pengganti Tito serta  etnis Serbia yang melakukan diskriminasi pada orang Albania dan Bosnia.

Merasa komunisme sudah tidak bisa diandalkan, secara sembrono Milosevic justru memanfaatkan nasionalisme khas Serbia untuk mempertahankan Yugoslavia.

Sedang dari pihak lain, orang Serbia merasa terancam dengan tindakan partai-partai pro kemerdekaan yang menang di Kroasia, Slovenia, dan Bosnia. Bahkan propinsi Kosovo yang adalah milik Serbia juga mengalami kerusuhan akibat aksi para politikus berlatar belakang Bosnia dan Albania.

Puncaknya adalah kerusuhan etnis yang melibatkan militer Serbia terhadap etnis Bosnia. Hal itu terjadi sebagai reaksi dari pihak pemerintah karena milisi Islam Albania terus meminta kemerdekaan Kosovo dan Bosnia.

Pada tahun 1991, Slovenia, Kroasia, Makedonia dan Bosnia-Herzegovina mendeklarasikan kemerdekaan dari Pemerintah Beograd. Perang pecah. Tentara Federal menggempur Kroasia dan Bosnia. Sedang Slovenia dan Makedonia relatif tenang.

Atas dukungan penuh barat, Kroasia dan Bosnia-Herzegovina akhirnya berhasil merdeka. Tetapi masalah tidak selesai sampai di sana.

Di Kroasia, para warga keturunan Serbia dan mereka yang pro Yugoslavia membentuk Pasukan Republik Serbia Krjina. Di masa lalu, orang-orang Kroasia radikal yang tergabung dalam organisasi Ustase bekerja sama dengan kaum Albania dan membantai setengah juta lebih bangsa Serbia. Republik Serbia-Krajina terbentuk untuk melindungi warga Serbia agar kejadian yang sama tidak terulang dan melakukan serangan ulang. Inilah yang oleh dunia internasional disebut pembersihan etnis oleh Serbia.

Di Bosnia, Tentara Federal melakukan pembunuhan masal atas orang Bosniak. Di Bawah komando Jenderal Radovan Karadzic yang bengis, mereka membentuk Republik Srpska di Bosnia Herzegovina. NATO turun tangan. Organisasi bentukan Amerika Serikat ini berhasil membuat kedua kubu yang bertikai untuk sepakat berdamai. Bosnia terbagi dua, yakni Bosnia Herzegovina yang menguasai 51% wilayah dan Republik Srpska yang menguasai 49% wilayah.

Pengeboman Yugoslavia : Serbia Dikeroyok NATO

Pada tahun 1998-1999, terjadi Perang Kosovo antara Serbia melawan Kosovo Liberation Army atau KLA. Ini adalah salah satu perang paling ganas di Balkan.

Tentara Serbia yang menganggap para separatis KLA ingin memberontak, akhirnya melakukan kekerasan dan pengusiran khususnya kepada orang Albania - Kosovo.

NATO turun tangan. Mereka melakukan pengeboman udara sejak 24 Maret hingga 10 Juni 1999. Angkatan Perang Serbia menolak tunduk. Sekuat tenaga mereka mempertahankan tanah air mereka.

Pesawat tempur NATO dari berbagai negara berhasil memporak-porandakan Beograd dan kota lain, sementara divisi roket dan angkatan udara Serbia beberapa kali menembak jatuh musuh. Walau kalah, orang Serbia patut bangga negara mereka harus menyerah setelah perlawanan sengit terhadap Amerika Serikat, Inggris, Italia, dan anggota NATO lainnya.

Sebenarnua NATO sudah meminta ijin kepada PBB tetapi Rusia dan Cina memveto. Alhasil sebenarnya tindakan ini adalah sebuah agresi militer atas sebuah negara berdaulat.

Serbia, Pewaris Utama Yugoslavia

Paska terlepasnya Bosnia, Slovenia, Kroasia, Makedonia dan Montenegro, praktis tinggal Serbia dan Montenegro yang tersisa di Federasi Yugoslavia.

Pada tahun 2003, dua anggota terakhir Yugoslavia itu sepakat membentuk Uni Serbia-Montenegro sebagai pengganti Federasi.

Serbia-Montenegro mengalami banyak tantangan. Pertama mereka dituntut dunia internasional untuk menyerahkan para penjahat perang yang diduga melakukan genosida. Kedua, mereka harus menghadapi KLA, kelompok radikal Kosovo yang ingin mendirikan negara Albania Raya

Banyak negara mendukung kemerdekaan Kosovo, sedang hal ini tentu saja ditentang Serbia. Sekutu terdekat Serbia, Rusia juga tidak mengakui kemerdekaan Kosovo.

Sayang sekali Uni tersebut juga bubar. Pada 2006, 55% rakyat Montenegro memilih untuk berpisah. Akhirnya Yugoslavia benar-benar hancur dan menjadi negara yang sudah tidak eksis lagi saat ini.

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

1 komentar untuk "Sejarah Yugoslavia, Negara Sosialis yang Bubar karena Konflik Etnis"

  1. Benar. Tidak hanya dia, tapi juga beberapa mantan pejabat Yugoslavia lainnya.

    BalasHapus