Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Apakah Politik Hanya Melulu Mengenai Kekuasaan?

Rasa-rasanya memang benar, bahwa politik di masa kini hanyalah berbicara mengenai bagaimana seseorang mendapatkan apa tanpa peduli apa itu etika. 

Politik, khususnya politik praktis memang bertautan dengan nafsu kekuasaan. Bukan lagi mengenai cara untuk meningkatkan harkat masyarakat melalui cara-cara yang logis dan saling menguntungkan, politik menjadi sarana dari beberapa pihak untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Untuk itu dalam pemilihan umum, entah itu pileg, pilpres maupun pilkada, banyak orang yang sudah mulai apatis sehingga tingkat golput meningkat.

golongan putih
golongan putih

Golput atau golongan putih sendiri mengacu pada orang-orang yang mengambil keputusan untuk tidak memilih. Ada sebagian dari mereka yang dengan sengaja tidak datang ke tempat pemungutan suara, ada lagi yang sengaja merusak surat suara. 

Golongan Putih Mencapai Puluhan Juta

Grafik masyarakat yang memilih golput
Grafik masyarakat yang memilih golput

Dikutip dari Data Indonesia dalam artikelnya yang berjudul Data Pemilih Golput Saat Pemilu menunjukkan bahwa masyarakat yang enggan memberikan suara sangat besar, mencapai puluhan juta orang. 

Kejengahan rakyat bisa dimengerti melihat akrobat politik dari parpol di parlemen maupun di luar parlemen. 

Potensi golput juga bisa jadi makin besar di pemilu 2024 jika ternyata kejengahan rakyat makin memuncak.

Seperti diketahui menjelang pemilu 2024, akrobat politik makin menjadi-jadi. Koalisi yang hanya mementingkan nafsu kekuasaan, dibalut narasi mulia seolah-olah semua untuk rakyat.

Memang benar dalam politik tidak ada kawan atau lawan yang abadi, namun bagaimana jika sebelumnya rakyat sudah diadu domba demikian parah, sehingga saling benci antara tetangga, teman kerja, ataupun keluarga, dipaksa untuk menerimaa kenyataan bahwa yang dibela saling berpelukan. Benarkan ini untuk rekonsiliasi nasional atau bukti bahwa mereka tidak peduli rakyat sudah terbelah dan berdarah-darah.

Gelaran politik kali ini juga diwarnai friksi yang mengerikan sekaligus menjijikan. Politikus tanah air banyak yang memberi contoh tidak terpuji melalui tayangan-tayangan dan tingkah polah di luar nalar sehat. 

Bayangkan saja, ada partai yang menjadikan orang non kader menjadi ketua umum hanya dalam waktu 2 hari. Lalu aturan main dirubah sedemikian pongah demi hal-hal yang tentu saja menerbitkan pertanyaan di benar rakyat.

Kaesang Putra Jokowi jadi Ketua PSI
Kaesang Putra Jokowi jadi Ketua PSI

Rakyat yang sadar tentu saja bertanya-tanya, inikah mereka-mereka yang nanti akan memimpin bangsa ini?

Kalau memang mereka yang terus mendapatkan kekuasaan, maka jangan terlalu berharap negeri ini mendapatkan kemajuan secara signifikan. 

Saatnya Menegakkan Meritokrasi

Indonesia sudah harus berubah total. Entah dengan reformasi, revolusi atau apapun. Jika tidak maka nasib generasi ke depan benar-benar dipertaruhkan.

Harusnya negeri ini dibangun dengan landasan nalar sehat. Orang-orang yang duduk di pemerintahan dipilih berdasarkan kemampuan mereka dalam mengelola negara, bukan karena anaknya itu, keponakannya anu dan lainnya. 

Saatnya menegakkan meritokrasi. Saatnya untuk menggunakan politik sebagai sarana mencapai tujuan yang mulia, yakni masyarakat yang adil dan makmur, bukan sebagai cara untuk meraih kekuasaan atau melanggengkan kekuasaan. 

Jika sekarang Jokowi mampu menjadi king maker terkuat, itu semua juga karena rakyat yang tidak bisa lepas dari politik identitas. Orang memilih Jokowi bisa saja karena mereka terancam dengan pihak-pihak di belakang Prabowo, padahal sekarang semua bisa melihat justru keluarga Jokowi menjadi kawan Prabowo. 

Di tahun politik ini, ayo mulai untuk menjauhi drama-drama politik. Nikmati saja tingkah polah mereka semua. Ujung-ujungnya juga kekuasaan. 

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "Apakah Politik Hanya Melulu Mengenai Kekuasaan?"