Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Behemot, Monster Misterius yang Disebut dalam Alkitab

Catatan Adi - Di antara tokoh-tokoh berwajah binatang yang muncul dalam sastra keagamaan kuno, Behemot menempati tempat yang unik. Ia disebut secara eksplisit dalam satu teks AlkitabAyub 40:15–24—namun konsep yang melingkupinya menjalar ke tradisi apokaliptik Yahudi, komentar-komentar Kristen, dan wacana populer modern. 

Pertanyaan dasar yang selalu kembali: Apakah Behemot seekor hewan nyata (hippopotamus, gajah, atau hewan lain), simbol mitologis (monster kekacauan darat), atau kombinasi keduanya sebagai konstruksi literer? 

Untuk menjawabnya kita perlu membaca teks, menimbang bahasa Ibrani, melihat konteks Alkitab lain yang memakai kata serupa, dan menimbang argumen para penafsir dari berbagai aliran. 

Teks dan konteks: apa yang Alkitab katakan?

Ayub 40:15–24 muncul dalam rangka jawaban Tuhan terhadap pertanyaan Ayub. Dalam pasal ini Tuhan menantang manusia untuk memahami kebesaran ciptaan-Nya dengan menghadirkan contoh-contoh hewan liar—yang paling dramatis adalah Behemot (daratan) dan kemudian Leviatan (laut). Teks Ayub menampilkan deskripsi fisik: makan rumput seperti lembu, kekuatan pada pinggul dan perut, ekor seperti pohon aras, tulang seperti pipa tembaga, rusuk seperti palang besi, serangkaian citra yang menekankan kekuatan, ukuran, dan ketidakmampuan manusia menguasainya. 

Tuhan juga menyatakan bahwa Behemot “kulahirkan bersama denganmu”, sebuah nada yang menegaskan bahwa makhluk besar ini adalah tanda kebesaran ciptaan Tuhan.

Perlu dicatat bahwa kata Ibrani yang digunakan di Ayub, בְּהֵמוֹת (bĕhēmōṯ), secara bentuk adalah bentuk jamak dari בהמה (behemah) yang berarti “binatang” atau “hewan.” Bentuk jamak ini bisa dibaca sebagai “binatang-binatang” atau sebagai intensif/augmentatif (“binatang besar”/“binatang dari segala binatang”)—sebuah teknik yang dikenal dalam bahasa Semit untuk menandai sesuatu yang luar biasa. 

Kata serupa (bentuk jamak) muncul juga di beberapa kitab lain (misalnya Mazmur 8:7; Mikha; Yoel), namun Behemot sebagai nama khas—dengan desain mitologis tertentu—muncul paling jelas di Ayub.

Bukti tekstual dari bagian Alkitab lain

Walau nama khusus “Behemot” hanya muncul secara eksplisit dalam Ayub, akar kata behemah/bĕhēmōṯ ada di sejumlah tempat lain di Alkitab (misalnya Mazmur 8:7 yang merinci “domba-domba dan kambing” dan “binatang-binatang” yang tunduk di bawah manusia). 

Dalam ayat-ayat lain bentuk ini umumnya berfungsi sebagai kategori hewan, bukan sebagai entitas mitologis. Perbedaan ini penting: penggunaan kata yang sama di tempat lain membolehkan penafsir menimbang apakah penulis Ayub bermaksud binatang nyata yang dikenal pembaca atau figur yang sarat simbolisme.

Tafsiran tradisional: hipopotamus, gajah, atau sesuatu yang mitis?

Sejak masa klasik, ada tiga keluarga tafsir yang menonjol:

1. Identifikasi dengan hewan nyata (hippopotamus, gajah, atau badak).
Detail “makan rumput”, “habitat dekat bukit”, dan ciri fisik lainnya serupa dengan hipopotamus (yang di Mesir dan daerah perbatasan dekat Israel dikenal luas sebagai hewan besar di sungai). Beberapa tafsir Latin awal juga menekankan kesesuaian ini.

2. Pembacaan mitologis: Behemot sebagai monster kekacauan darat.
Tradisi Yahudi kemudian—terutama dalam literatur apokrifa dan Midrash—mengembangkan Behemot menjadi monster primordial yang sejajar dengan Leviatan (laut) dan Ziz (udara). Dalam tradisi tersebut, Behemot dan Leviatan akan berkonfrontasi pada akhir zaman dan daging mereka akan menjadi jamuan bagi orang benar.

3. Pembacaan poetik-linguistik (binatang sastra / augmentatif).
Sebagian komentator modern menekankan bahwa bentuk jamak digunakan sebagai plural kehormatan atau plural intensif, sehingga kata itu berarti “binatang dari binatang” atau “yang terbesar di antara binatang.” Penulis Ayub kemungkinan menulis puisi yang memadukan ciri-ciri hewan nyata dan motif sastra untuk menegaskan kebesaran Tuhan.

Infografik dalam bentuk tabel

Aspek Ayat Ayub 40:15–24 Tafsiran Hewan Nyata Tafsiran Mitologis Tafsiran Puisi/Sastra
Habitat & Makanan “Makan rumput seperti lembu”, tinggal dekat sungai/gunung Cocok dengan hippopotamus (herbivora, hidup di tepi sungai) atau gajah Bagian dari kosmos, penjaga daratan; bukan spesies tertentu Simbol kebesaran alam; detail habitat hanya alat retoris
Kekuatan Tubuh “Kekuatan pada pinggul, otot perut”, “tulang seperti tembaga” Sesui hewan besar bertubuh kokoh Monster tanah raksasa, setara Leviatan laut Hiperbola puitis untuk menegaskan kekuatan luar biasa
Ekor seperti pohon aras Gambaran ekor besar seperti kayu cedar Sulit cocok dengan hippo (ekor kecil), lebih cocok dengan dinosaurus menurut tafsiran kreasionis Simbol kekuatan dahsyat, tidak literal Metafora retoris; cedar = lambang kekokohan
Status dalam ciptaan “Kulahirkan bersamamu” Hewan nyata ciptaan Allah Makhluk primordial, calon lawan Leviatan di akhir zaman Figur sastra untuk mengingatkan manusia pada keterbatasan
Fungsi teologis Bagian dari jawaban Tuhan pada Ayub Menunjukkan ada ciptaan nyata yang manusia tak kuasai Menunjukkan kuasa kosmik Allah atas chaos Menegaskan pesan teologis: kebesaran Tuhan > manusia
Perkembangan tradisi Hanya muncul di Ayub Identifikasi zoologis dalam tafsir klasik & modern Diperluas jadi monster apokaliptik dalam literatur Yahudi (Behemot vs Leviatan) Dibaca sebagai puisi kebijaksanaan, bukan zoologi

Argumentasi para ahli modern — perbandingan komentar

Salah satu gambaran bentuk Behemot
Salah satu gambaran bentuk Behemot

Beberapa komentar besar menekankan variasi tafsir ini. Marvin H. Pope dalam Anchor Bible menempatkan teks Ayub dalam tradisi sastra kuno dan menimbang kemungkinan pengaruh Mesir, namun tetap berhati-hati. Di sisi lain, tafsiran konservatif sering mengidentifikasi Behemot dengan hipopotamus atau gajah, sementara sarjana sastra menyoroti elemen simbolis dan peran kosmologis Behemot sebagai mitos kekacauan yang ditaklukkan Tuhan.

Duane Garrett menegaskan bahwa Behemot kemungkinan besar bukan deskripsi naturalistik tentang satu spesies tertentu, melainkan konstruksi sastra yang merangkum ciri-ciri binatang nyata untuk tujuan retoris. Deskripsi “ekor seperti cedar” sulit dipahami secara literal untuk hipopotamus, sehingga bisa dibaca sebagai hiperbola yang menandai kekuatan.

Bahasa dan etimologi: apa arti nama itu?

Secara etimologis, bentuk bĕhēmōṯ memang jamak dari behemah. Beberapa peneliti memperkirakan adanya pengaruh kata Mesir yang berarti “ox of the water” sehingga mengarah ke hipopotamus. Namun sebagian besar melihatnya sebagai plural intensif—“binatang di antara binatang”—yang menekankan peran simbolisnya.

Mengapa teks Ayub menyajikannya? Fungsi teologis dan retoris

Terlepas dari apakah Behemot adalah hippo, gajah, atau monster kosmik, fungsi naratifnya cukup jelas: Tuhan menunjukkan ciptaan yang tak dapat dikendalikan manusia untuk merendahkan pretensi manusia. Pesan sentral Ayub adalah bahwa kebesaran Tuhan melampaui pemahaman manusia. Pertanyaan retoris Tuhan—“dapatkah engkau membuat seperti ini?”—bertujuan menumbuhkan kerendahan hati.

Pembacaan eskatologis dalam tradisi Yahudi

Literatur Yahudi pasca-biblika memperluas peran Behemot menjadi bagian kosmologi tiga makhluk: Behemot (darat), Leviatan (laut), dan Ziz (udara). Dalam tradisi ini, Behemot dan Leviatan akan bertempur pada akhir zaman dan tubuh mereka menjadi jamuan bagi orang benar. Figur ini bertransformasi dari binatang misterius dalam Ayub menjadi simbol harapan eskatologis.

Tafsiran ekstrem dan modern: dinosaurus, metafora politik, dan budaya populer

Kuda Nil sebagai salah satu tafsiran Behemot

Dalam beberapa dekade terakhir, kelompok kreasionis muda berargumen bahwa deskripsi Behemot lebih cocok dengan dinosaurus sauropoda. Meski populer di kalangan tertentu, klaim ini dianggap anachronistik oleh kebanyakan ahli. Di sisi lain, istilah “behemoth” berkembang menjadi metafora modern untuk entitas raksasa—perusahaan besar, kapal besar, atau institusi negara—menunjukkan bagaimana kata kuno itu terus hidup dalam bahasa dan budaya populer.

Retorika yang Puitis

Jika ditimbang secara linguistik, sastra, dan teologis, pendekatan paling seimbang adalah melihat Behemot sebagai konstruksi puitis yang meminjam ciri-ciri hewan nyata namun dirangkai menjadi simbol kebesaran alam—dan pada akhirnya kebesaran Tuhan. Bagi penulis Ayub, Behemot bukan soal zoologi melainkan tentang retorika teologis: manusia tak sebanding dengan kekuatan ciptaan yang hanya Tuhan kuasai.

Membaca Behemot hari ini

Behemot tetap menarik karena ia mempertemukan alam, bahasa, dan mitos. Ia mengingatkan pembaca modern bahwa teks kuno sering memadukan pengamatan natural dengan kosmologi dan teologi. Bagi orang beriman, Behemot menegaskan kedaulatan Tuhan atas ciptaan; bagi peneliti sastra, ia contoh kaya tentang bagaimana bahasa dipakai untuk menyampaikan ide tentang keterbatasan manusia. Dalam budaya populer, Behemot telah menjelma simbol “yang sangat besar,” menandai bahwa warisan literer nama ini terus berlanjut di zaman kita. (catatanadi.com)

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "Behemot, Monster Misterius yang Disebut dalam Alkitab"