Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Siapa Pemenang Perang Salib?

Siapa yang memenangkan Perang Salib? Umat Muslim. Mungkin jawaban ini bisa mengundang reaksi sinis tetapi itulah kenyataannya. Efek paling penting dan genting dari serangkaian perang salib itu adalah jatuhnya Yerusalem ke tangan penguasa Muslim serta lenyapnya Kekaisaran Kristen bernama Romawi Timur.

Perlu diingat bahwasanya masih ada banyak perdebatan mengenai cakupan, garis waktu termasuk periode yang bisa digolongkan sebagai perang salib. 

Perang salib terpenting seharusnya hanyalah perang salib pertama, dimana pada saat itu tentara salib Eropa berhasil memukul tentara Muslim yang ingin meluaskan pengaruhnya, termasuk juga merebut Yerusalem dan mendirikan negara-negara Latin yang berlandaskan Kristen.

Namun nyatanya lebih banyak sumber yang menyebutkan setidaknya ada delapan perang salib, di mana pada akhirnya hasil dari Perang Salib 1 serasa tiada gunanya karena Yerusalem dan negeri-negeri Kristen di Arab dihancurkan oleh Mamluk

Bahkan aliansi yang diprakarsai Raja Charles dari Anjou dan Pangeran Edward dari Prancis akhirnya kalah di tangan Jenderal Baybars, pemimpin militer Islam yang cerdik dan legendaris. 

Bahkan di akhir perang, Mamluk mampu merebut Antiokhia dan mengepung Tripoli. 

Definisi Perang Salib

perang salib
perang salib

Ada banyak sudut pandang mengenai perang salib. Apakah sebenarnya perang salib itu? Setidaknya orang melihat dari tiga sudut pandang : 

  1. Perang agama, antara Kristen yang merasa peziarah mereka dari Eropa ke Yerusalem dipersulit oleh penguasa Muslim saat itu.
  2. Perang ekonomi, khususnya antara ksatria-ksatria salib yang ingin meningkatkan kualitas hidupnya dan mendapatkan kemenangan serta kejayaan.
  3. Perang politik, dimana terjadi banyak sekali intrik dan negosiasi aneh demi terwujudnya kepentingan dari golongan-golongan yang bertikai.

Meski demikian, tak ada salahnya melihat sudut pandang pertama sebagai alasan bagi perang yang melelahkan antara Eropa dan Arab ini. 

Peperangan yang kemudian dikenal sebagai perang salib ini tidak berlangsung dalam waktu singkat. Jika mengacu pada definisi umum dimana ada setidaknya delapan atau sembilan episode, maka pertempuran ini berlangsung dari abad 11 hingga 17 (berdasarkan Wikipedia). Artinya berlangsung sekitar 600 tahun. 

Peperangan juga tidak melulu antara negeri muslim menghadapi aliansi Kristen. Ada juga episode dimana Mongol juga ikut terlibat atau ketika sesama Kristen saling bantai demi tujuan-tujuan tertentu. 

Latar Belakang Perang Salib

sejarah perang salib
sejarah perang salib

Banyak yang melihat bahwa konflik politik dan ekonomi menjadi faktor dalam perang ini, namun sebenarnya tetap bahwa landasan lahirnya perang salib adalah karena agama. 

Berikut adalah 9 perang salib yang pernah berlangsung yang ternyata memiliki banyak faktor atau latar belakang yang berbeda satu sama lain, tetapi tetap memiliki garis merah yang sama, yakni agama. 

Perang Salib 1 

Perang salib pertama terjadi antara tahun 1096-1099. Latar belakang perang salib 1 adalah seruan dari Paus Urbanus II untuk merebut kembali Yerusalem yang jatuh ke tangan Arab Muslim.

Menurut fakta sejarah, Yerusalem adalah ibukota kerajaan Israel yang dihuni oleh penganut Yahudi. Kota itu menjadi penting karena dari sanalah kekristenan berkembang hingga ke seluruh dunia. Perlu diingat Yerusalem pada masa Yesus, yakni sebelum dikuasai Muslim, masih menjadi jajahan Romawi.

Dinasti Umayah adalah dinasti Muslim pertama yang mampu berkembang dengan luar biasa. Wilayah kerajaan Muslim Umayah mencakup Afrika Utara, Siria, Palestina, hingga Spanyol. Mereka mampu mengalahkan dua kerajaan Eropa kuat lainnya, yakni Visigoth dan Romawi Timur (Binzantium).

Pasukan-pasukan salib yang terdiri dari berbagai elemem, mulai dari petani hingga ksatria pada akhirnya memenangkan perang ini. Hasilnya adalah : 

  • Yerusalem direbut kembali ke tangan Eropa (dahulu Yerusalem juga dijajah Eropa-Romawi).
  • Munculnya empat negara Kristen di jazirah Arab (Yerusalem, Edessa, Antiokhia dan Tripoli).
  • Kerajaan Bizantium untuk sementara selamat dari kehancuran total. 

Perang Salib 2

Perlu diingat bahwa ini adalah kelanjutan dari episode pertama perang antara Eropa melawan Umayyah, namun dengan aktor yang sedikit berbeda.

Perang ini lahir karena dihancurkannya Edessa, sebuah kerajaan Kristen yang didirikan tentara salib. Paus Eugenius III kemudian menyerukan raja dan pangeran Eropa untuk melakukan serangan balasan.

Perang ini dipimpin oleh banyak pemimpin Eropa Barat, khususnya dari Prancis, kerajaan-kerajaan Jermanik hingga para penguasa Portugal.

Adapun hasil dari perang ini adalah : 

  • Kegagalan tentara Katolik Roma mendirikan kembali Edessa.
  • Kegagalan tentara salib merebut Damaskus yang sempat dikepung.
  • Kemenangan pasukan Kristen melawan suku-suku pagan di sekitar Jerman. 
  • Direbutnya Portugal, khususnya Lisboa dari Muslim dan menjadi salah satu negara Katolik paling kuat di kemudian hari. 

Perang Salib 3

Perang edisi ketiga terjadi dari tahun 1189-1192. Di edisi ini juga terdapat dua tokoh dari masing-masing pihak yang mendapat pengakuan luas atas wibawa dan kecerdikan strateginya. Mereka adalah Salahudin Al-Ayyubi dan Richard The Lion Heart

Adapun hasil dari perang ini sedikit banyak menguntungkan pihak Kristen, yaitu : 

  • Yerusalem tetap diperintah oleh pihak Muslim namun peziarah Kristen mendapatkan keleluasaan melakukan ziarah.
  • Negara-negara Latin yang didirikan tentara salib dipulihkan kembali.
  • Gencatan senjata selama tiga tahun.

Perang Salib 4

Ini adalah perang salib paling memilukan, menjijikan sekaligus mengundang keprihatinan, khususnya di kalangan umat Ortodoks, salah satu dari 4 golongan Kristen paling populer. 

Bukannya fokus menyerbu Yerusalem, tentara salib malah menghancurkan Konstantinopel yang sudah ratusan tahun berdiri, menjarah kota itu dan membuatnya hancur ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya hingga sulit untuk bisa bangkit kembali. 

Semula bermula saat Paus Innosensius III yang bartahta di Roma meminta dilakukan ekspedisi militer keempat. Namun alih-alih menyerang tanah suci Yerusalem, mereka malah terlibat konflik kepentingan dengan Alexios Angelos, seorang pangeran yang terbuang dan kalah saingan, meminta bantuan para crusader untuk merebut tahta dari Alexios III.

Ia berhasil dan kemudian menjadi Alexios IV. Namun kemudian ia digantikan oleh Alexios V dan janjinya untuk memberi bantuan finansial kepada tentara salib tidak bisa dilakukan.

Akibatnya tentara salib mengamuk dan justru merebut kota itu, menghancurkannya dan mendirikan sebuah Konsantinopel baru yang berbentuk Kerajaan Latin.

Para penduduk Bizantium melarikan diri. Beberapa pemimpin yang terserak akhirnya mendirikan tiga kerajaan penerus Konstantinopel-Binzantium, yakni Nicea, Trebizond dan Epirus

Peristiwa penjarahan Konstantinopel yang merupakan 'pusatnya' Ortodoks membuat skisma Barat-Timur semakin menjadi-jadi. Alhasil Katolik Roma akhirnya berpisah dengan Katolik Ortodoks. Sebuah tragedi yang dampaknya terus terasa hingga ratusan tahun sesudahnya. 

Perang Salib 5

Perang ini terjadi pada sekitar tahun 1217-1221. Tujuan utamanya tetaplah bermotif agama, yakni merebut kembali tanah suci dari Muslim. 

Meski terdiri dari pasukan bangsa-bangsa Eropa yang kuat semacam Honggaria, Frisia, Flandria, Jerman, Belanda dan bahkan secara tidak langsung dibantu oleh kerajaan Islam Rum, pasukan salib tetap gagal menggapai misinya.

Mereka kalah telak dari Ayyubi dan terjadi gencatan senjata selama 8 tahun. Superioritas Muslim semakin kuat di Timur Tengah. 

Perang Salib 6

Perang salib ke enam fokus pada usaha seorang Frederick II, raja Kristen yang bijak dan katanya fasih berbahasa Arab. Dia bernegosiasi dengan Sultan Al-kamil.

Hasil dari negosiasi tersebut adalah kembalinya kontrol atas Tanah Suci dan wilayah di sekitar Siria serta Palestina kepada kaum Kristen. 

Perang Salib 7

Perang kali ini sedikit banyak melibatkan Mongol yang memang sedang melebarkan pengaruhnya ke Arab dan Eropa. Paus berusaha menyusun aliansi dengan Mongol meski tidak jelas apakah ini berhasil atau tidak.

Namun hasil dari pertempuran di episode ketujuh ini jauh berbeda dengan sebelumnya, dimana sekali lagi tentara salib kalah dan dihancurkan oleh negara-negara Muslim, khususnya kaum Mamluk Mesir. Bahkan Raja Louis dari Perancis sempat ditawan Mamluk. 

Meski demikian, ini juga akhir dari dinasti Ayubi yang hancur lebur diserbu Mongol, meski tentara dari Asia itu gagal menguasai Mesir karena perlawanan kuat dari Mamluk. 

Perang Salib 8

Perang ke delapan terjadi pada tahun 1270 dan berfokus di Afrika Utara, tepatnya di Tunisia. Louis dari Perancis yang dendam karena kalah di perang sebelumnya mengepung dan ingin merebut kota tersebut. 

Meski didukung oleh kerajaan besar seperti Perancis dan Napoli, tetapi tidak ada kemenangan yang berarti di pihak Eropa. Bahkan negara-negara Kristen di Arab makin merasa terdesak oleh Mamluk. 

Perang Salib 9

Ini adalah perang salib terakhir, meski setelahnya ada perang-perang lanjutan namun dengan skala yang lebih kecil dan tujuan utamanya bukanlah merebut kembali Yerusalem.

Pada perang ini, Inggris-Perancis dan dibantu juga oleh Armenia berhadapan dengan Mamluk. Pertempuran ini mutlak dimenangkan oleh Muslim. Akibatnya negeri-negeri Kristen berhasil dihancurkan.

Akko yang merupakan benteng terkuat terakhir Kristen di Arab juga akhirnya berhasil direbut. Bahkan kota Antiokhia dan Tripoli juga lepas dari pengaruh Eropa. 

Efek Perang Salib

akhir perang salib
akhir perang salib

Perang salib yang berlangsung selama ratusan tahun tersebut telah berkali-kali mengubah peta politik Timur Tengah dan sekitarnya. Meski akhirnya wilayah itu berada di bawah pengaruh Mamluk dan kemudian nanti Ottoman, namun sering gonta-ganti penguasa membuat daerah itu kaya akan budaya dari berbagai latar belakang. 

Inilah efek atau akibat dari Perang Salib : 

  • Muslim menjadi agama utama di wilayah Timur Tengah dan sekitarnya.
  • Hancurnya Romawi Timur dan Konstantinopel.
  • Munculnya korps Kesatria Templar sebagai salah satu dari  10 pasukan terkuat di dunia.
  • Terbukanya perdagangan antara timur dan barat.
  • Melemahnya pengaruh Paus.

Perang salib juga ditengarai menjadi bahan bakar bagi perkembangan aliran-aliran Kristen yang 'berbeda' dari pakem Roma. Pada akhirnya ini menjadi awal bagi kelahiran suatu agama baru bernama Kristen Protestan

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "Siapa Pemenang Perang Salib?"