Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Menerawang Kehidupan - Refleksi #6

Ada banyak banget hal yang lucu di masyarakat kita, salah satunya percaya ramalan. Saking percayanya ramalan, hal ini membuka lapangan kerja baru, misal penulis kitab weton sampai peramal online yang bisa mengetahui nasib seseorang cuma berdasarkan kiriman nama di kolom komentar. Kocak!

Seperti android yang selalu upgrade, ramalanpun berevelosi. Jenis-jenisnya bertambah kaya dan beragam, membuat orang bisa punya banyak pilihan mana yang harus dipercaya.

Dulu ada ramalan nomor, berupa kitab suci yang berbentuk stensilan. Kitab ini sangat sakti, karena bisa menterjemahkan mimpi atau firasat menjadi kode lotre. Misal, mimpi dicokot buaya, maka sebaiknya pasang urutan angka tertentu. Saya haqul yakin meski ada yang tepat akurat, itu hanya keberuntungan. Pasti banyak yang melenceng. 

Lalu muncul ramalan gurita Piala Dunia, dimana orang-orang gabut nge-prank seluruh dunia melalui gurita yang tidak berdosa, yang disuruh milih bendera negara mana, sebagai simbol tim mana yang akan menang. 

Dunia Terlalu Realistis, Manusia Butuh Yang Mistis

menerawang masa depan - refleksi tahun baru
menerawang masa depan

Sejatinya sejak abad 30 sebelum Yesus lahir, manusia sudah gemar meneropong masa depan. Bangsa Mesopotamia yang oleh para pegiat teori konspirasi disebut sebagai kolaborator alien, sudah mengenal astrologi

Uniknya, astrologi yang dimaksud bertujuan sangat mulia, yakni meramal iklim, cuaca dan masa panen. Entah manusia gabut siapa yang kemudian menghubungkan astrologi dengan jodoh, kekayaan bahkan hidup-matinya seseorang. 

Dari Babilonia, astrologi menyebar ke pusat peradaban yang lain, misal Mesir dan Yunani. Bahkan di tempat terakhir itu, astrologi berkembang menjadi ilmu tentang horoskop yang dengan banal mendeskripsikan karakter seseorang hanya berdasarkan konstelasi bintang saat orang itu lahir mbrojol dari perut emaknya. 

Alhasil tanpa perlu wawancara atau tes kepribadian dari para ahli psikologi, orang bisa menghakimi temannya berdasarkan zodiaknya. Entah benar atau salah, tapi saya yakin salah. Saya yakin tidak semua manusia berzodiak gemini itu pasti dekat dengan keterbukaan, kesopanan dan keramahan. Yang begidasan dan suka ginjal-ginjal pasti adalah. 

Paling parah para pencari cuan yang mengandalkan nasib di kaki para pemain bola. Mereka ikut taruhan bal-balan tetapi males menganalisa situasi, meriset kemungkinan karena faktor-faktor X,Y,Z yang ada di belakang kedua tim sampai memelototi statistik. Mereka malah percaya sama logika konyol semacam mimpi atau tingkah-polah hewan-hewan yang dikapitalisasi oleh media populer. Inilah logika mistika yang dilawan habis-habisan secara intelektual oleh Tan Malaka

Kalau saya lihat-lihat, manusia ini makhluk yang ogah mikir mbulet-mbulet. Alhasil logika mistika jadi acuan. Parahnya hal-hal yang penuh kebajikan dan kebijakan malah kemudian berubah jadi ramalan dan semacamnya. Misal, meramal pekerjaan yang cocok bagi seseorang hanya dari weton lahirnya. Padahal sebenarnya budaya Jawa yang luhur itu pasti punya tujuan yang berbeda.

Seiring berjalannya waktu, sejarah membuktikan dunia tidak semistis itu. Bahkan dunia terlampau realistis untuk manusia yang masih suka mistisme. 

Misal, ternyata Prabu Joyoboyo yang hobi ngeramal berbeda dengan Raja Jayabaya, penguasa Kediri di masa silam.

Raja Jayabaya adalah tokoh historis yang bisa dilacak dari berbagai bukti sejarah, misal prasasti dan berita-berita seputar kerajaan Kediri.

Sedang Prabu Jayabaya yang menciptakan Jangka Jayabaya tidak jelas eksistensinya. Mas Asisis melalui kanal Youtube-nya sudah menguliti hal ini melalui kontennya tentang Prabu Jayabaya

Jangka Jayabaya yang dipercaya merupakan ramalan tokcer leluhur orang Jawa di masa lalu, ternyata patut dicurigai hanyalah hoax atau minimal prank.

Ramalan itu memuat munculnya kereta dan teknologi modern lainnya. Padahal ramalan itu sendiri baru ditulis jauh setelah era Kediri, bahkan ditulis saat memang sudah ada kereta yang melaju di tanah Jawa. Kocak!

Dikapitalisasi Oleh Politikus

satrio piningit
satrio piningit

Sosok Satrio Piningit kemudian juga menjadi hal yang menarik. Alkisah ada Satrio Piningit atau orang yang akan menyelamatkan Indonesia. 

Sesuatu yang berasal dari hal yang fiksi, pastilah juga fiksi. Misal, komik Naruto itu fiksi. Maka semua karakter di dalamnya, misal para Hokage, para ninja taijutsu sampai my lovely Tsunade itu fiksi.

Pun demikian dengan Satrio Piningit. Apalagi ternyata penulis kitab ini juga belum diketahui siapa, yang pasti bukan Sang Raja Kediri.

Warbiayasah ketika para cerdik pandai mengkapitalisasi hal ini untuk mempergoblok rakyat Indonesia, dengan mengatakan bahwa presiden terbaik Indonesia itu harus sesuai dengan formula NOTONEGORO. Damn, bro!

-----

Sekarang, tanggal 1 Januari 2024. Aku sudah mulai mengurangi konsumsi mistis, khususnya mistis modern yang dijadikan sarana cari cuan oleh para oportunis terkutuk. Kurang-kurangi deh jadi konsumen logika mistika yang ujung-ujungnya cuma logika mistika seperti itu.

Aku percaya bahwa hukum alam, termasuk di dalamnya hukum fisika-kimia-biologi-matematika adalah ciptaan Tuhan. Hukum alam yang ilmiah adalah kunci untuk memahami Tuhan dan cara kerja alam semesta. Hal ini membuatku lepas dari jeratan ateisme yang menisbihkan Tuhan dan menuhankan hukum alam serta logika ilmiah. Ini juga membuatku terbebas dari jebakan fundamentalis agama yang menafikan sains. Lain kali akan aku jelaskan ini melalui postingan tersendiri.

At the end, ijinkan saya mengucapkan Selamat Tahun Baru 2024. Tuhan memberkati kita semua. 

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "Menerawang Kehidupan - Refleksi #6"