Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Waspada, Inilah Scam dan Penipuan terkait Lowongan Kerja

Bekerja adalah impian semua orang. Terlebih mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang manusiawi. Mengetahui hal ini, ada banyak oknum yang kemudian mencari keuntungan dengan cara yang tidak pantas, yakni menipu para pencari kerja dengan lowongan kerja palsu.

Dalam artikel kali ini, saya akan membocorkan beberapa modus dan kasus penipuan terkait lowongan kerja yang pernah atau masih marak terjadi hingga hari ini. Semua kasus yang saya beberkan ini semata-mata adalah untuk edukasi dan menambah wawasan pembaca agar tidak terjebak pada aksi penipuan yang berujung kerugian. 

Ada beberapa dari kasus dan modus yang akan saya bahas ini merupakan hal yang saya alami sendiri, namun ada juga yang berasal dari pengalaman orang lain yang saya kenal ataupun informasi dari berbagai sumber lainnya. 

Oke, para pembaca! Tanpa berlama-lama, mari kita segera membahas topik yang mengenaskan namun bisa menambah kewaspadaan kita, yakni scam dan jenis-jenis penipuan terkait lowongan kerja (loker). 

WASPADA LOKER ABAL-ABAL
WASPADA LOKER ABAL-ABAL

Penipuan Bertopeng Loker Melipat Amplop dan Menempel Benang Teh Celup

Ini kasus dan modus cukup lawas yang entah saat ini masih ada atau tidak. Pernah booming sekitar era 2000-2015, biasanya informasi mengenai loker ini disebar di kolom lowongan kerja di koran atau majalah. Ada juga yang membuat seperti selebaran lalu ditempel di tiang listrik, tembok rumah warga, papan pengumuman atau dimana saja obyek yang bisa ditempeli.

Lalu seperti apa modelnya? Awalnya saya juga hampir terjerumus kena jebakan info loker abal-abal seperti ini. Saya diajak teman, yang pada saat itu kami masih SMA, untuk melamar loker ini. Ia dapat info ini dari koran. Katanya, nanti kami akan diberi semacam amplop. Tugas kami hanya melipat kumpulan amplop itu lalu mengembalikannya dan kemudian mendapatkan upah. 

Anda tahu film Parasite dari Korea Selatan. Jadi keluarga si tokoh utama pekerjaannya adalah melipat kardus hingga jadi bungkus pizza. Kira-kira seperti itu ekspektasi saya sebelumnya. 

Tetapi entah kenapa saya dan teman saya tak kunjung melamarnya, saya juga lupa. Hingga kemudian saya mendapat informasi dari berita radio, bahwa ada modus penipuan semacam ini. Ditambah satu jenis lagi, yang sama-sama juga mirip, yaitu menempel benang ke bungkus teh celup.

Jadi modusnya, Kita harus mendaftar dengan membayar sejumlah uang. pelaku akan mengirim beberapa amplop, atau bungkus teh celup, untuk kita kerjakan. Kita akan mendapat upah, walaupun sangat kecil. Lalu kemudian kita tidak diberi kerjaan lagi. Jika mau kerjaan lagi, kita diminta mencari orang yang mau jadi seperti kita. Atau kita membayar pelaku untuk dapat kerjaan. 

Untuk lebih jelasnya ada dua artikel yang bisa Anda baca terkait modus penipuan ini. Pertama dari web Solopos yang bahkan wartawan mereka sempat menyamar menjadi calon pelamar. Bisa di baca di sini: https://solopos.espos.id/muslihat-jasa-lem-teh-serangkaian-strategi-dan-modus-operandi-digunakan-untuk-merekrut-tenaga-kerja-496746

Kedua dari situs berita Merdeka yang juga mewawancarai korban loker abal-abal berujung penipuan ini: https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-modus-penipuan-lowongan-kerja-pengelem-teh-celup-di-yogya.html

Penipuan Tiket Pesawat untuk Akomodasi Tes dan Wawancara Kerja

Ini pernah saya alami namun sayangnya tidak saya dokumentasikan. Jadi saya pernah mendapatkan sebuah email yang berisi saya diterima untuk mengikuti tahapan tes kesehatan untuk sebuah lowongan kerja. Ini yang harus diingat, biasanya lokasi kantor berada di pulau yang berbeda dengan domisili Anda, misal Saya tinggal di Pulau Jawa maka kantor itu ada di Pulau Kalimantan.

Lalu saya diminta untuk membayar sejumlah uang yang akan digunakan untuk akomodasi, berupa tiket pesawat dan hotel. Tentu saya diberitahu jika nanti akan mendapatkan penggantian dari kantor. 

Untungnya saya tidak tertarik. Dan ternyata itu penipuan. Beberapa tahun lalu hal ini sempat jadi trend di LinkedIn termasuk juga Quora

Artikel dari Jatimpedia berikut membahas sesuatu yang saya maksud. Bisa dibaca di sini: https://jatimpedia.id/news-4565-waspada-penipuan-lowongan-kerja-pelamar-diminta-bayar-tiket-pesawat 

Loker Admin Berujung jadi Agen MLM

Ini kasus umum dan targetnya biasanya adalah pelajar atau mahasiswa. Kejam dan jahat memang, tetapi demi cuan, beberapa orang tega menipu teman sendiri.

Jadi saya diundang ikut seminar dengan topik pengembangan diri. Tentu saya mau. Pembicaranya pakai jas dan setelan yang keren. Tetapi ternyata saya diminta buat gabung jadi agen MLM, padahal kalau itu inti seminarnya, mana saya mau ikut.

Lain waktu, saya melamar untuk lowongan admin. Interview dilakukan di sebuah warung. Benar, sebuah warung makan. Setelah dijelaskan, ternyata saya akan dijadikan agen MLM. 

Artikel berikut dari Kumparan mungkin bisa jadi referensi: https://kumparan.com/kumparanbisnis/waspadai-penipuan-mlm-berkedok-tawaran-lowongan-pekerjaan-1rsb5bOt3cS

Jual Atribut dan KTA saat Tes Kerja

Ini pernah juga saya baca di internet. Ada loker untuk sebuah pabrik. Sang korban mengikuti tahap wawancara. Belum apa-apa sudah diminta membayar sejumlah uang yang katanya untuk beli seragam dan KTA. Tentu ini loker penipuan.

Modus penipuan loker seperti ini biasanya mencatut nama institusi besar, tetapi tes dilakukan di ruko atau tempat lain, bukan kantor resmi. 

Saat wawancara, biasanya korban akan kena mental karena dikeroyok para pelaku dengan dalih untuk segera bisa segera lolos tes. Bagi yang gagal dalam konflik batin ini, akan jadi korban berikutnya. 

Artikel dari Malangpariwara membahas kasus yang mirip dengan yang saya jelaskan: https://malangpariwara.com/2025/03/15/modus-lowongan-kerja-fiktif-pencari-kerja-nyaris-tertipu-diminta-transfer-rp300-ribu-untuk-seragam/

Jadi Korban Calo Mengaku Ordal

Biasanya korban dari kasus ini adalah mereka yang benar-benar ingin jadi PNS, anggota TNI/Polri atau pegawai BUMN, tetapi selalu gagal ketika tes jalur yang seharusnya.

Ada banyak kisah mengenai orang-orang yang dirinya, maupun anak/saudaranya jadi korban calo, menyetor jutaan bahkan ratusan juga demi bisa dapat kerjaan mentereng jalur orang dalam, tetapi berujung kecewa karena ternyata hanya ditipu. Beberapa bahkan sempat jual sawah, sapi hingga rumah. Menyedihkan. 

Artikel menarik dari Tempo ini membahas bahkan 7 penipuan terkait hal ini, bisa dibaca di sini: https://www.tempo.co/hukum/-7-kasus-penipuan-dengan-modus-janji-masuk-tni-polri-1674643

Loker Berujung jadi Korban Perdagangan Manusia

Ternyata kasus pencari kerja yang kemudian dijual jadi budak, pembantu, hingga pelaku prostitusi nyata adanya, bukan hanya di film-film Hollywood. Ada yang ternyata gajinya tidak sesuai kesepakatan atau kondisi kerja yang tidak manusiawi. 

Beberapa kasus yang cukup mengerikan adalah kasus saudara sebangsa dan setanah air kita yang dijadikan anak buah kapal asing, dengan gaji tidak sesuai janji dan hidup merana bak di neraka. Mereka harus mengalami jam kerja yang sangat panjang, tidak ada jaminan apapun, bahkan saat sakit, hanya ditunggu sampai meninggal untuk kemudian dilarung di laut. Kisah ini pernah saya baca beberapa tahun lalu. 

Ada juga wanita yang kemudian dijual ke pria hidung belang, atau jadi pelaku prostitusi. Mereka dilecehkan dan menjalani hidup yang jauh berbeda dari yang dibayangkan. 

Ada artikel dari Kedutaan Besar Australia yang mungkin bisa jadi referensi, silahkan baca di sini: https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/AR15-005.html

Iming-Iming jadi Model malah Dilecehkan

Ini sih kurang ajar. Ada kasus pelaku membuka tawaran jadi model, tapi kemudian si korban malah dilecehkan. Tentu ini tindakan kriminal.

Kasusnya cukup banyak, tetapi yang menarik bagi saya adalah si pelaku punya fetish terkait mukena. Kasusnya pernah diulas Kompas TV dan bisa dibaca di sini: https://www.kompas.tv/nasional/203342/model-jadi-korban-fetish-berkedok-foto-produk-mukena

Loker Abal-Abal untuk Scrapping Data Identitas 

Ini juga pernah dibahas di LinkedIn. Jadi, banyak kasus dimana pencari kerja diminta mengisi Google Form atau link yang isinya data pribadi yang bersangkutan. Padahal baru tahap awal sekali. Setelah diisi nyatanya tidak ada kelanjutannya. 

Ada yang berpendapat hal ini bisa berujung pada pencurian data sensitif yang bisa jadi dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik. Terkait hal ini detik pernah merilis artikelnya yang bisa jadi referensi: https://news.detik.com/berita/d-7429484/terungkap-modus-pencuri-data-pelamar-kerja-buat-pinjol-hingga-rp-1-1-m

----------

Itulah sebagian kasus penipuan lowongan kerja yang bisa saya bagikan. Sedikit tips dari saya untuk terhindar jadi korban modus penipuan berbentuk tawaran lowongan kerja:

  1. Jangan terlalu polos. Ketika ada tawaran, selalu lakukan checking secara menyeluruh, khususnya bentuk loker, nama institusi, posisi yang ditawarkan dan informasi penting lainnya.
  2. Anda kerja ingin dapat uang, jadi jangan justru malah keluar uang. Kalau keluar uang buat fotocopy ijazah maupun naik gojek, tidak masalah. 
  3. Jangan bagikan informasi sensitif kecuali pada tahapan dimana Anda yakin itu aman. 
  4. Selalu beritahu teman, pasangan atau keluarga jika Anda mendapat tawaran atau menjalani tahap tes masuk kerja. 
Saya sudah pernah menulis artikel keren yang seharusnya setelah ini Anda baca: 7 Tips mendapatkan pekerjaan. Disana sudah ada tips yang bisa Anda praktekan. 

Semoga hari Anda menyenangkan dan dijauhkan dari scam dan penipuan loker abal-abal yang ujungnya hanya penipuan belaka. (catatanadi.com)

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

3 komentar untuk "Waspada, Inilah Scam dan Penipuan terkait Lowongan Kerja "

  1. jahat ya, memanfaatkan orang yang butuh pekerjaan dengan menyedot uang mereka
    cara waspada sebetulnya mudah, jika ada kewajiban penyetorang uang: jangan diambil!

    BalasHapus
  2. Di saat banyak PHK, banyak orang berjuang mencari kerja, penipuan kok makin marak ya Mas. Apa pelaku juga adalah "korban" dari susahnya dapat pekerjaan itu? Miris banget. Beberapa waktu lalu anak saya juga hampir jadi korban scam penipuan lowongan kerja ini. Tapi alhamdulillah dia sudah aware di tahap awal.

    BalasHapus
  3. Aku pernah tuh ketemu yang modusnya Tiket Pesawat untuk Akomodasi Tes dan Wawancara Kerja tuh kak. Mana kan posisinya tuh habis resign dari perusahaan perkebunan kelapa sawit. Nah ini, juga dari bidang yang sama. Cuma emang mereka mengatas-namakan perusahaan yang udah gedhe gitu.

    Untung sih, aku tuh ingat. Kalau perusahaanku yang lama tuh, untuk urusan akomodasi tes dan wawancara tuh nggak pernah minta kita buat transfer.

    Kalaupun suruh berangkat sendiri ya bisa beli tiket pesawat dan akomodasinya bisa dibeli di mana saja. Terus nanti klaim ke mereka.

    Makanya, aku pun nggak tertarik dan bikin aku terbebas dari penipuan itu. Lumayan juga nominalnya kalau aku harus transfer.

    BalasHapus