Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Gerakan Mahasiswa, Nasibmu Kini

Seperti apa gerakan mahasiswa sekarang ini? Apakah masih tetap bertaji dan memiliki kekuatan politik untuk membela rakyat?

Kiri itu seksi. Maka jangan heran yang kiri selalu gurih untuk dibahas. Termasuk salah satu artikel lawas saya ini. 

Artikel ini saya buat sekitar tahun 2017 dan sempat booming. Sayang karena hanya tayang di blog wordpress gratisan, jadi ga bisa dikonversiin jadi rupiah melalui adsense.

Karena artikel lawas, tentu nuansanya berbeda dengan kondisi dewasa ini. Sisa-sia jiwa aktivis mahasiswa masih membara di dada. 

Bagi yang mau nostalgila, silahkan baca artikel berikut. Hidup mahasiswa!!!!

Gerakan Mahasiswa, Nasibmu Kini

Dimanakah engkau bersembunyi, wahai agent of change? Kadang kami rindu alunan Darah Juang, yang kau lagukan setengah serak karena kebanyakan ngopi tapi belum makan. Adakah urusan partai dan proposal membuatmu lupa? 


Halo gerakan mahasiswa, apa kabarmu kini? Masihkah kau bertaring seperti tahun 1965? Garang seperti tahun 1996? Tangguh seperti sewaktu menjungkalkan Soeharto di tahun 1999? Atau melempem, menghilang bagai uap rokok lintingan yang mengepul lalu hilang?

Gerakan Mahasiswa Nasibmu Kini [www.catatanadiwriter.blogspot.com]
Gerakan Mahasiswa Sekarang

Dulu kau adalah motor zaman, yang dentuman mesinmu lebih keras dari RX King. Dulu kau kompas negeri, kehadiranmu turut mempengaruhi ke mana negeri ini bergerak. Tetapi kini kau dipandang acuh tak acuh, bahkan aksimu kerapkali mengundang sinisme alih-alih simpati.

Dimanakah engkau bersembunyi, wahai agent of change? Kadang kami rindu alunan Darah Juang, yang kau lagukan setengah serak karena kebanyakan ngopi tapi belum makan. Adakah urusan partai dan proposal membuatmu lupa? Adek-adekmu butuh bimbinganmu, wahai senior. Bimbingan yang benar tentunya, bukan hanya rumus instan menghafal teori fisika-kimia untuk ulangan esok hari. Juniormu butuh asupan, material maupun idielogis agar beban zaman yang mereka pikul tidak membuat mereka drop-out dan menganggur lalu jadi gembel politik yang tidak jelas apa pekerjaannya tapi sok sibuk ngurus duit milyaran, apalagi menjelang momen pemilu.

Adaptasi dan Inovasi
Ini zaman Gracie Natalie, politisi wanita yang semlohai tapi selalu tampil elegan di depan kamerad-kamerad yang kinyis-kinyis tapi melek politik. Ini zaman Tompi dan Panji yang selain nyanyi dan ngelawak, juga pandai adu argumen dengan bahasa luwes seluwes goyangan Ayu Ting-Ting dan Ramzi membombardir layar kaca nasional. Ini zaman The Great Comandante Jokowi yang menekankan pentingnya kerja, kerja dan kerja, sebuah formula jitu yang mampu membuat Rakyat mengesampingkan fakta kalau menteri kelautannya cuma lulusan SMP atau menteri olahraganya sering tertidur di sofa.

Dalam sains dikenal istilah adaptasi, yakni kemampuan sekaligus kewajiban bagi suatu spesies agar menyesuaikan diri dengan alam, atau pertaruhannya, ia punah. Demikian dalam dunia niaga, siaplah bangkrut laksana Yahoo, Nokia, atau  RIM, jika engkau enggan untuk berinovasi. Tak perlu pindah jurusan jadi mahasiswa MIPA atau memacari mahasiswa ekonomi, karena dengan otak jeniusmu pasti tak akan susah untuk menterjemahkan dua kata kunci di atas, adaptasi dan inovasi.

Gerakan mahasiswa haruslah beradaptasi, menyesuaikan diri dengan zaman, atau lenyap dilindas waktu. Ini zaman bukan lagi zaman dimana Tan Malaka dan Bung Tomo menyeru untuk ramai-ramai pegang lars, kelewang atau bambu runcing. Juga bukan zamannya Soe Hok Gie dan Akbar Tandjung teriak-teriak ganyang PKI turunkan Soekarno. Zaman ini juga berbeda dengan zaman om-om kita, macam Budiman atau Pius Lustrilanang bikin rapat-rapat gelap, karena listrik belum segampang sekarang.

Ini zaman Gracie Natalie, politisi wanita yang semlohai tapi selalu tampil elegan di depan kamerad-kamerad yang kinyis-kinyis tapi melek politik. Ini zaman Tompi dan Panji yang selain nyanyi dan ngelawak, juga pandai adu argumen dengan bahasa luwes seluwes goyangan Ayu Ting-Ting dan Ramzi membombardir layar kaca nasional. Ini zaman The Great Comandante Jokowi yang menekankan pentingnya kerja, kerja dan kerja, sebuah formula jitu yang mampu membuat Rakyat mengesampingkan fakta kalau menteri kelautannya cuma lulusan SMP atau menteri olahraganya sering tertidur di sofa.

Baca Juga : Sepak Terjang Che Guevarra

Eko Prasetyo, dedengkot makhluk kiri Indonesia yang masih doyan ndekem di dunia aktivis pernah mengkritik habis-habisan mahasiswa, khususon yang berdomisili di bumi Malang Raya. Katanya, organ-organ legend yang dulu sempat disegani, mrotol satu persatu. GMNI, disindirnya melempem di era Jokowi. LMND, SMI dan konco-konco kiwo-nya tumbang karena ga laku alias seret dapet member baru.

Lanjut, Eko juga mengkritik habit dari mahasiswa yang masih aja berpegang pada hal-hal yang dahulu memang tampak macho, tapi sekarang sebenarnya sudah usang. Rapat molor-molor, janji jam 7, jam 9 baru datang. Jam 10 ngborol ngalur-ngidul, jam 11 ngrokok sambil maen PS dulu. Jam 12 baru quorum, selesainya jam 6 pagi.             Disiplin yang sangat rendah ini adalah sebuah hal yang wajar di masa lalu, tapi benar-benar buang waktu, tidak keren, muspro bin sia-sia dan bakal membuat orang-orang yang cekatan sekaligus potensial menjadi mundur teratur.

Masih menurut pria ngalaM itu, organisasi mahasiswa justru disalip oleh para serikat buruh dan organisasi tani. Mereka mampu bergerak lebih efektif, masif dan spektakuler. Kerja organisasinya juga diliput oleh pers alias sering masuk tipi, yang secara tak langsung merupakan soft marketing buat nyari member baru.

Disinilah organisasi mahasiswa harus berkaca, kalau perlu berdandan, make-up atau perawatan ke Natasha sekalian. Ini bukan cuma masa post-ideologi, ini sudah masanya rakyat muak dengan ideologi yang kaku. Kebutuhan hidup yang mendesak sekaligus trend globalisasi membuat rakyat kita membongkar lagi formula sembako, bukan melulu beras, gula, garam, dll, tapi sudah kebutuhan untuk travelling, punya gadget baru dan tampil modis. Ga punya waktu untuk debat dengan kata-kata yang muter-muter.

Nah, bagaimana agar organisasi mahasiswa mampu untuk bertahan di tengah lesunya minat mahasiswa untuk berorganisasi? Setidaknya ada beberapa hal pokok yang kudu dilakuin. Terus menerus keukeuh tampil horor dan ngomongin politik tiap sepuluh detik sekali justru akan membuat calon kader ogah masuk. Sebaliknya, organisasi mahasiswa harus…



Mencontoh Perindo, membuat channel agitasinya sendiri.

Suka ataupun benci, kita past hafal yang namanya mars Perindo. Entah liriknya yang ga jelas, musiknya yang enak tapi ngebosenin, atau minimal wajahnya Koh Hary dan Ci Liliana. Yap, mau ga mau, Perindo adalah contoh sukses dari kisah partai ‘apapula itu’ menjadi partai ‘oh ya, perindo khan?’

Organ mahasiswa yang ada di lingkup PRD sudah melakukannya. Dengan BO (bukan butuh om-om, tapi Berdikari Online), mereka menerapkan jurus agitasinya. Sosialisme kerakyatan, soekarnoisme dan isme-isme pegangan PRD disebar melalui BO.

Benar, organ mahasiswa kekurangan podium. Untuk itu, kita harus bikin podium kita sendiri. Karena kebetulan belum sekaya koh Hary atau engkong Paloh, tidak perlu dulu masuk tipi. Cukup dengan Fanspage FB, Twitter, Line dan bangsa maya lainnya.

Intinya, makan ga makan, agitasi harus jalan. Kita sudah tertinggal jauh dengan para penyembah radikalisme yang punya jaringan situs/channel untuk menyebarkan dalil-dalil destruktifnya!

Memiliki sarana agitasi yang tepat, efektif, berbobot, tapi juga cool dan kece is a must! Itu adalah sebuah kewajiban. Tidak mudah memang, apalagi buat mereka yang sudah nggatok politik, buat tampil trendy dan keren serta kreatif. Tapi ingat, mau punah atau eksis? Kalau mau punah, silahkan cetak selebaran stensilan dan tempel di tiang listrik. Paling juga dianggap kurang kerjaan. Kalo mau eksis, ya kudu kreatif, bro!

Bikin corong agitasi yang menarik. Contohlah si Perindo atau BO tadi. Atau kalau situ ada kuota, rajin-rajin buka situs kiri di Eropa. Jangan mBokep aja digedein, emang situ keren? Semangat ya!!

Mencontoh PSI, luwes, nyante, tapi tetap jenius.

Kongres, bung, sarinah, kok kedengarannya…..tua ya? Hahahha coba bandingnkan dengan tiga istilah dari PSI; kopdarnas (kopi darat nasional), bro dan sis! Kedengarannya down to earth!

Itulah kelebihan Partai Solidaritas Indonesia. Partai yang digawangi banyak mantan presenter ngegemesin ini makin dikenal oleh masyarakat. Pamornya sebagai partai anak muda yang berjiwa pembaharu pun makin diamini. Ini yang perlu dicontoh!

Eits, tapi ini bukan berarti mengganti istilah-istilah yang sudah pakem, melainkan membumikan ideologi melalui gerakan-gerakan yang seirama dengan zaman. Gerakan mahasiswa wajib belajar banyak dari PSI. Kalau perlu beberapa presenter cantik yang belum direkrut Gracie Natalie buru-buru diamankan, semisal Aviani Malik atau Candy Jorian. Pasti makin kece dan menarik member baru akan lebih mudah, khususnya dari kaum adam pecinta wanita cerdas.

Mencontoh PKI dan PNI zaman dulu, ilfitrasi tulus setulus merpati.

Apa kelebihan PKI dan PNI? Mengapa mereka bisa jadi nomor empat, bahkan si banteng nomer satu di tahun 55? Salah satunya, karena mampu menterjemahkan ideologi ke kalangan paling bawah, entah itu proletar atau para marhaen. Inget jaman dulu boro-boro ada youtube, baca saja banyak yang belum khatam!

Baca Juga : Kisah dan Kumpulan Foto Pilihan Nella Kharisma

Mereka, partainya Aidit dan Sukarno ini, mampu mengkader para pelopor yang nantinya turun langsung ke tengah-tengah rakyat. Bertani bersama bapak-ibu tani, nguli bareng tukang-tukang, atau perang rame-rame di tengah para gerilyawan/wati.

Intinya, mereka bukan partai eksklusif!

Organisasi mahasiswa harus mencontoh yang begini! Harus turun bersama rakyat, istilahnya ilfitrasi dan menggerakan massa rakyat. Harus mau menyatu. Simpel aja, ikutan kerja bhakti, yang cewek ikut dasawisma/pkk/pengajian putri. Hayo, sudah dilakukan belum? Atau selama ini secara sengaja membangun tembok Cina sebagai pelindung agar tetap dikata eksklusif alias kaum elit?

Mencontoh kaum hippies, bikin trend yang positif.

Alkisah, pemerintah Amerika yang selalu menang perang itu, KO ketika lawan Vietcong. Usut punya usut, rakyat Paman Sam sendiri banyak yang menentang perang. Gerakan pasifisme yang dipelopori kaum lanang wedok berbaju aneh bin nyentrik yang disebut kaum hippies ini adalah sebuah fenomena ruarrr biyasah!

Baca Juga : Mimpi Indah Karl Marx

Para Citizen rajin turun kejalan, melakukan demo seperempat/setengah/full bugil, bikin tour-tour perdamaian atau menggelar konser-konser musik. Ga nanggung-nanggung, artis sekelas Bob Dylan, Sting, U2 juga ikut kena wabah hippies.

Kenapa gerakan mahasiswa tidak belajar dari sini? Kenapa tidak bikin trend yang positif dan menarik khalayak untuk turun serta? Jangan bilang kehabisan isu broh, eh bung! Isu bisa dicari, tetapi yang lebih penting adalah menyiapkan konsep yang matang sekaligus kreatif!

Mencontoh Union Trade di Eropa; bondo, nekat dan kreatif

Teman saya yang asal France pernah cerita kalau ada kesamaan antara negaranya dan Indonesia, sama-sama suka demo. Walau intensitasnya lebih sering Indonesia, apalagi kalau pas tanggal2 bagus buat nogel semisal 212, 411, 666, dll efek demo di Prancis ga kalah ngeri.

Gimana ga ngeri, kalau yang demo pilot dan pekerja sektor penerbangan. Buruh juga sering demo dan sering ricuh. Pun halnya dengan para petani yang ga mau kalah. Nah salah satu organisasi yang hobi ngadain demo adalah CGT dan PS. Satunya organisasi buruh terbesar, satunya partai kiri, partai sosialis.

Baca Juga : Kisah Flying Dutchman, Kapal Terkutuk Yang Mencatut Nama Indonesia

Di Perancis, serikat buruh (union trade) berjalan mesra dengan partai kiri. Pun halnya dengan di Inggris. Bahkan semua anggota serikat buruh adalah anggota partai buruh, kecuali mereka menyatakan keberatan. Nah, dari sinilah semua berasal. Partai buruh tidak akan kekurangan dana perjuangan. Para buruhlah yang menopang partainya!

Kira-kira, bagaimana dengan organisasi mahasiswa dewasa ini? Apakah berdiri diatas iuran sendiri, atau masih nyusu dana politik segelintir oknum yang harus dibayar mahal dengan menggadaikan idealisme? Who knows?

Jangan mencontoh senior kalian, yang gila proyek dan jadi gembel politik. Udah itu ajah!

Intinya, organisasi mahasiswa harus segera berbenah. Apa guna terus bersifat elitis dan menjadi tunggangan partai politik tetapi mandul dalam hal ideologi, idealisme dan daya juang. Berubahlah, karena pada dasarnya semua pasti berubah kecuali perubahan itu sendiri! Demi kekuatan sejati gerakan mahasiswa. 
Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

2 komentar untuk "Gerakan Mahasiswa, Nasibmu Kini"

  1. Bener banget Kak. Organisasi Mahasiswa menurutku harus kuat. Jadi harus didandani, harus ke Natasha dulu atau kecantikan2 lainnya yang sekarang makin banyak. Hehe...

    Kalau dalam Sejarah Indonesia pada abad ke-20, Indonesia sedang belajar membuat organisasi dengan dipengaruhi oleh Bangsa Eropa Belanda.

    Apa mungkin soal demo ini juga ada pengaruh dari sana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin juga, tetapi demo sebenarnya adalah naluri. Tanpa diajari juga bakal demo kalau ditekan. Dan kalau punya massa.

      Nampaknya daripada Natasha mungkin lebih baik Mak Erot, agar makin kuat dan hot, heheheh

      Hapus